Kuala Lumpur, MINA – Pemerintah Kamboja dan Thailand memulai pertemuan tingkat tinggi di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (7/8), guna menyepakati gencatan senjata permanen menyusul konflik berdarah selama lima hari di wilayah perbatasan kedua negara pada akhir Juli lalu.
Pertemuan tersebut berlangsung di markas Angkatan Bersenjata Malaysia dan dihadiri langsung oleh Menteri Pertahanan Kamboja Tea Seiha dan Menteri Pertahanan Sementara Thailand Jenderal Nattaphon Narkphanit. Keduanya dijadwalkan menandatangani perjanjian akhir gencatan senjata dalam dua hari ke depan, disaksikan oleh pengamat dari Amerika Serikat dan Tiongkok.
Konflik yang meletus sejak pertengahan Juli itu telah menewaskan sedikitnya 43 orang, serta memaksa lebih dari 300.000 warga sipil mengungsi ke wilayah yang lebih aman. Pertempuran tersebut menjadi eskalasi terburuk antara kedua negara sejak lebih dari satu dekade terakhir, dengan penggunaan artileri berat dan serangan udara.
Sebelumnya, berbagai seruan untuk menahan diri datang dari negara-negara tetangga, termasuk Malaysia selaku ketua ASEAN dan pemerintah Tiongkok. Namun situasi mulai berubah setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa negosiasi perdagangan antara AS dengan Kamboja dan Thailand akan dihentikan apabila kekerasan tidak segera dihentikan. Pernyataan itu menjadi tekanan diplomatik yang efektif memaksa kedua negara untuk duduk di meja perundingan.
Baca Juga: Maskapai Israel Tarik Staf dari Paris Usai Serangan Pro-Palestina
Dalam keterangannya sebelum pertemuan, Jenderal Nattaphon menyampaikan bahwa kedua pihak sepakat menyusun pedoman penyelesaian sengketa perbatasan dan membangun kembali kepercayaan antara militer kedua negara. “Langkah ini penting untuk melindungi warga sipil dan mencegah konflik serupa di masa mendatang,” ujarnya.
Sementara itu, delegasi senior dari kedua negara telah membahas ketentuan awal perjanjian selama tiga hari sebelumnya, mencakup zona aman di sekitar wilayah sengketa, pembentukan jalur komunikasi militer langsung, serta mekanisme investigasi bersama jika terjadi insiden baru.
Pertemuan di Malaysia ini menandai tonggak penting bagi upaya perdamaian jangka panjang antara Kamboja dan Thailand, yang selama beberapa dekade terakhir kerap bersitegang akibat klaim wilayah, termasuk di sekitar kompleks candi bersejarah Preah Vihear. []
Mi’raj News Agency (MINA)