Kashmir, 2 Muharram 1438/3 Oktober 2016 (MINA) – Serangan dari sejumlah orang melanda sebuah kamp paramiliter India di Kashmir yang menurut juru bicara militer menewaskan seorang penjaga perbatasan dan melukai yang lainnya.
Menurut laporan, yang diserang pada Ahad (2/10) malam itu adalah kamp militer 46 Rashtriya Rifles di distrik Baramulla.
Insiden Ahad itu terjadi hanya beberapa hari setelah pasukan India dan Pakistan terlibat baku tembak di perbatasan de facto yang membagi lembah Kashmir yang disengketakan kedua negara sejak 1947.
Namun, Komando Utara Angkatan Darat India mengunggah di akun twitter bahwa situasi setelah insiden Baramulla telah terkendali. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
“Teroris menembaki sebuah kamp militer di kota Baramulla,” kata Kolonel Rajesh Kalia kepada kantor berita AFP, Ahad.
Inspektur Polisi Imtiyaz Hussein di Baramulla mengatakan satu personel Pasukan Keamanan Perbataasan (BSF) tewas dan satu luka ketika militan mencoba memasuki kamp militer.
Kamp ini terletak sekitar 54km dari Srinagar, ibukota negara bagian Jammu dan Kashmir, India.
Ketegangan antara kedua negara tetangga itu telah meningkat menyusul terjadinya serangan di Uri di sisi wilayah India dari perbatasan Kashmir bulan lalu yang menewaskan 17 tentara India.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
India kemudian mengaku telah melakukan operasi khusus di seberang perbatasan di sisi Pakistan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan India mengatakan akan mengambil “beberapa hari” untuk menjamin pembebasan seorang tentaranya yang ditangkap setelah ia “tidak sengaja” menyeberang ke sisi Pakistan dari perbatasan Kashmir.
Lonjakan ketegangan antara dua rival bersenjata nuklir itu terjadi setelah minggu protes mematikan terjadi di Kashmir.
Lebih dari 80 warga sipil Kashmir telah tewas, sebagian besar dalam bentrokan dengan pasukan India selama protes terhadap kekuasaan India. Itu menjadi kekerasan terburuk di kawasan tersebut sejak 2010. (T/P001/P2)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan