Teheran, 25 Rajab 1438/22 April 2017 (MINA) – Kampanye untuk pemilihan presiden Iran telah dimulai pada hari Jumat (21/4), mempertemukan Presiden Hassan Rouhani dan kandidat lainnya yang lebih konservatif.
Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang sebelumnya turut mendaftar untuk pemilihan, didiskualifikasi pada hari Kamis (20/4). Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Namun, Rouhani menghadapi tantangan serius dari dua pesaing konservatif yang kuat, termasuk Ebrahim Raisi, orang dekat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Raisi telah menempatkan dirinya sebagai pelayan masyarakat sederhana dan pendukung masyarakat miskin selama masa ekonomi sulit di Iran.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Penantang konservatif lainnya adalah Walikota Teheran dan mantan komandan Garda Republik, Mohammed Bagher Ghalibaf yang telah digambarkan sebagai “seorang garis keras”.
Di antara tiga kandidat lainnya masih ada dua moderat reformis, yaitu Mostafa Hashemitaba dan Wakil Presiden Eshaq Jahangiri.
Para kandidat harus meraih lebih dari 50 persen suara untuk menduduki posisi sebagai presiden Iran berikutnya. Jika tidak, putaran kedua pemungutan suara akan berlangsung di antara dua kandidat teratas. (T/RI-1/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina