DI ZAMAN yang penuh tekanan seperti hari ini, banyak orang merasa perjalanan menuju sukses semakin melelahkan. Persaingan makin ketat, biaya hidup naik, standar sosial media semakin tidak realistis, dan semua itu membuat sebagian orang merasa tidak cukup baik. Tapi ada satu kebenaran sederhana yang sering terlupakan: kamu layak sukses.
Bukan karena kamu sempurna, bukan karena hidupmu mudah, tetapi karena Allah menanamkan potensi besar dalam dirimu sejak awal. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan, “Dan manusia tidak memperoleh selain apa yang ia usahakan” (QS. An-Najm: 39). Artinya, selama kamu terus bergerak, berharap, berdoa, dan berjuang, pintu-pintu kebaikan akan terbuka, bahkan dari arah yang tidak kamu duga.
Secara ilmiah pun, ketekunan (grit) adalah faktor terbesar dalam meraih sukses. Angela Duckworth, seorang psikolog terkenal, menyimpulkan bahwa orang yang paling sukses bukanlah yang paling berbakat, tetapi mereka yang paling tidak mudah menyerah. Ketekunan membuat seseorang mampu melewati fase sulit yang biasanya membuat orang lain berhenti. Inilah yang sering kita lihat dalam hidup: bukan orang yang paling hebat yang menang, tetapi mereka yang bertahan paling lama. Dan prinsip ini juga diajarkan Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Amal yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan terus-menerus walau sedikit.” Konsistensi kecil setiap hari lebih kuat daripada semangat besar yang hanya bertahan seminggu.
Hari ini, banyak orang menyerah bukan karena tidak mampu, tetapi karena lelah membandingkan diri. Media sosial membuat hidup orang lain terlihat jauh lebih mudah dan sempurna. Padahal, yang kamu lihat hanyalah potongan terbaik, bukan perjuangan sebenarnya. Kamu hanya melihat hasil orang lain, bukan luka, air mata, dan kegagalan yang mereka jalani. Karena itu, berhentilah mengukur perjalananmu dengan langkah orang lain. Allah menilai usaha, bukan hasil. Yang mungkin tampak lambat bagimu, bisa jadi justru merupakan proses terbaik yang Allah siapkan untuk menguatkanmu.
Baca Juga: Bangkit Lagi, Meski Dunia Meremehkanmu
Situasi saat ini memang berat. Tantangan ekonomi memaksa banyak orang untuk memulai hidup dari nol lagi. Banyak yang kehilangan pekerjaan, menjalani usaha yang jatuh bangun, atau merasa masa depan tidak jelas. Tapi justru dalam kondisi seperti inilah mental pantang menyerah diuji. Sukses bukanlah jalan lurus—ia seperti tangga panjang yang harus dinaiki selapis demi selapis. Sebagian hari kamu naik cepat, sebagian hari kamu tidak bergerak, dan sebagian hari kamu tergelincir. Tapi selama kamu tidak berhenti, kamu tidak akan kembali ke titik awal. Kamu tetap mendaki, perlahan namun pasti.
Dalam Islam, konsep tawakkal bukan berarti pasrah tanpa usaha. Tawakkal adalah bekerja keras sekuat tenaga sambil percaya sepenuhnya bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan jerih payahmu. Setiap tetes keringatmu dicatat. Setiap air mata yang kamu tahan demi terus berjuang diberi nilai. Allah berfirman, “Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6). Ayat ini bukan hanya janji, tetapi pola hidup. Kesulitan bukan penghalang sukses—ia jembatan menuju kemudahan. Siapa yang bertahan di tengah kesulitan, akan dipertemukan dengan kemudahan yang tidak dirasakan orang yang berhenti.
Dari perspektif psikologi, otak manusia memiliki kemampuan luar biasa yang disebut neuroplasticity, yaitu kemampuan untuk berubah dan berkembang sepanjang hidup. Artinya, kemampuanmu bukan tetap—kamu bisa belajar, bisa tumbuh, bisa menjadi lebih hebat dari dirimu hari ini. Jadi, setiap kali kamu merasa “Tidak bisa”, sebenarnya otakmu sedang menunggu latihan dan pengalaman untuk menjadi lebih kuat. Dan setiap kali kamu memaksa dirimu untuk tidak menyerah, kamu sedang menanam benih keuletan yang efeknya akan terasa bertahun-tahun ke depan.
Ingatlah satu hal: sukses bukan ditentukan oleh berapa kali kamu gagal, tetapi berapa kali kamu bangkit kembali. Bahkan para nabi pun melalui fase paling sulit sebelum mencapai kemenangan. Nabi Muhammad SAW pernah dianggap gila, diusir, disakiti, difitnah, disabotase, ditinggalkan banyak orang—tapi beliau tidak pernah menyerah. Sukses besar selalu dimulai dari kesabaran besar. Maka jika kamu sedang berada pada fase paling susah dalam hidupmu, bisa jadi inilah pintu menuju perubahan terbaik yang Allah siapkan.
Baca Juga: Mau Umrah Mandiri, Ini Syarat yang Wajib Dipenuhi
Jangan takut berjalan pelan. Takutlah hanya jika kamu berhenti. Jangan remehkan satu langkah kecil hari ini—karena mungkin itu yang membawamu pada lompatan besar esok hari. Tidak perlu meninggi untuk terlihat hebat. Cukup terus tumbuh. Cukup terus melangkah, meski perlahan. Cukup percaya bahwa Allah tidak pernah menutup pintu bagi hamba yang terus mengetuknya.
Kamu layak sukses. Layak bahagia. Layak meraih hidup yang lebih baik. Dan syaratnya hanya satu: jangan mudah menyerah. Karena ketika kamu bertahan lebih lama dari masalahmu, kamu akan lebih besar dari semua yang mencoba menjatuhkanmu. Langkahmu hari ini mungkin kecil, tetapi dampaknya bisa mengubah hidupmu selamanya. Terus maju, meski pelan. Terus berdoa, meski lelah. Terus bertahan, meski ragu. Sebab Allah bersama orang-orang yang tidak menyerah.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jangan Takut Gagal, Takutlah Jika Tak Pernah Mencoba















Mina Indonesia
Mina Arabic