Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kamu Pernah Gelisah? Ini Tandanya Hati Kamu Masih Hidup

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - Senin, 19 Mei 2025 - 20:36 WIB

Senin, 19 Mei 2025 - 20:36 WIB

16 Views

Ilustrasi

KEGELISAHAN itu manusiawi. Semua orang pernah merasakannya, termasuk kamu. Gelisah karena masa depan yang tak pasti. Gelisah karena takut gagal. Gelisah karena cinta yang tak berbalas. Bahkan gelisah karena dosa yang pernah dilakukan.

Tapi, tahukah kamu? Kegelisahan bukan selalu tanda kelemahan. Justru, itu tanda bahwa hatimu masih hidup. Masih peduli. Masih butuh sesuatu yang lebih besar dari dunia. Dan mungkin… itu tanda bahwa Allah sedang mengetuk hatimu.

Kegelisahan Adalah Undangan Lembut dari Allah

Dalam Al-Qur’an, Allah tidak hanya dikenal sebagai Rabb (Tuhan), tapi juga sebagai Mujibud Da’wah — Sang Maha Pengabul Doa. Ketika hati kita gelisah, sebenarnya Allah sedang mengundang kita untuk kembali mengingat-Nya.

Baca Juga: 5 Adab Penting yang Harus Diperhatikan Seorang Guru

Kegelisahan adalah cara Allah mengingatkan:
“Hei, kamu terlalu fokus sama dunia. Ayo balik ke Aku. Aku yang paling ngerti kamu.”

Tapi sayangnya, kita lebih sering lari ke hal lain. Scrolling TikTok sampai larut malam. Dengerin lagu galau. Curhat ke orang yang bahkan belum tentu peduli. Padahal, yang paling bisa menenangkanmu adalah Dia yang menciptakan hatimu.

Langkah Pertama: Diam Sebentar, Dengarkan Hati

Saat gelisah, jangan buru-buru mencari pelarian. Coba lakukan ini:

Baca Juga: 61% Santri Al-Fatah Lampung Diterima di Perguruan Tinggi, Berbekal Jiwa Pesantren

  1. Diamkan dirimu sejenak.

  2. Tarik napas panjang.

  3. Tanya ke diri sendiri: “Apa sebenarnya yang aku cari?”

Kadang, kegelisahan itu muncul karena hati kita kosong. Kita lupa siapa tujuan akhir kita. Kita lupa bahwa dunia ini bukan rumah kita yang sesungguhnya. Hati yang gelisah, biasanya adalah hati yang jauh dari Allah.

Baca Juga: Integritas Fondasi Utama bagi Dosen dan Guru

Langkah Kedua: Kenali Allah Lewat Nama-Nya

Allah itu bukan hanya Tuhan yang Maha Besar dan Perkasa. Dia juga Al-Wadud (Yang Maha Penuh Cinta), Al-Latif (Yang Maha Lembut), dan As-Sami’ (Yang Maha Mendengar).

Bayangkan, kamu lagi galau dan ngomong dalam hati, “Ya Allah, aku capek.”
Dan Allah langsung dengar. Tanpa harus pakai sinyal. Tanpa delay. Tanpa filter.

Kenali Allah lewat Asmaul Husna. Saat kamu merasa sendirian, sebut nama-Nya:
“Yaa Wadud… aku butuh cinta-Mu.”
“Yaa Latif… aku butuh kelembutan-Mu.”
“Yaa Mujib… tolong dengarkan doaku.”

Baca Juga: An-Nuaimy Lepas 33 Dai Nusantara dan Luncurkan STIT: Dakwah Tak Boleh Menyendiri

Coba lakukan ini dalam sujud, di waktu malam, atau saat kamu lagi sendiri. Rasakan efeknya. Hati yang tadinya gelisah, pelan-pelan akan tenang.

Langkah Ketiga: Gantilah Overthinking dengan Overdzikir

Kita sering overthinking tentang hal-hal yang belum tentu terjadi.
Padahal, dzikir adalah cara paling sederhana untuk menguatkan hati.

Saat kamu overthinking:

Baca Juga: Dapat Biaya Hidup, Pendaftaran Program Magang Berdampak 2025 Sudah Dibuka

“Aku takut gagal.”
Balas dengan dzikir:
“Hasbunallahu wa ni’mal wakil.” (Cukuplah Allah sebagai Penolong kami)

Saat kamu merasa nggak cukup baik:

“La hawla wa la quwwata illa billah.” (Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah)

Lidah yang basah dengan dzikir akan membuat hati jadi lebih kuat menghadapi apa pun. Karena kamu tahu, kamu tidak sendirian.

Baca Juga: 325 Mahasiswa Penerima Beasiswa Garuda Lanjutkan Studi ke Mancanegara

Langkah Keempat: Curhat Langsung ke Allah

Allah itu Ghayyur — cemburu ketika kita curhat ke selain-Nya dulu.
Coba malam ini, sebelum tidur, ambil wudhu. Ambil mushaf. Baca Al-Qur’an satu halaman.
Kemudian, curhatlah dalam sujudmu.

Bilang saja:

“Ya Allah, aku capek. Aku takut. Aku bingung. Tapi aku yakin Engkau selalu bersamaku.”
Gak usah ribet pakai bahasa Arab. Allah paham semua bahasa. Termasuk bahasa air matamu.

Baca Juga: Ilmuwan Muslim Asia Tenggara Serukan Kebangkitan Peradaban Berbasis Sains dan Etika

Langkah Kelima: Ajak Allah Dalam Setiap Aktivitas

Allah bukan hanya untuk saat kamu gelisah. Tapi Dia juga ingin dilibatkan saat kamu senang, saat kamu bercanda, saat kamu belajar, bahkan saat kamu ngopi.

Bilang saja, “Bismillah” sebelum memulai apa pun.
Niatkan semuanya untuk ibadah.
Katakan:

“Ya Allah, aku belajar ini biar bisa bermanfaat.”
“Ya Allah, aku kerja ini semoga jadi berkah.”
“Ya Allah, aku istirahat ini biar bisa semangat lagi ibadah.”

Baca Juga: Mendidik Anak di Ambang Fitnah Akhir Zaman

Ketika kamu terbiasa mengajak Allah dalam hidup sehari-hari, maka kegelisahan akan menjadi sahabat yang membawa kamu lebih dekat dengan-Nya, bukan musuh yang membuatmu tumbang.

Gen Z, kamu hidup di zaman yang serba cepat, serba ramai, serba bising.
Tapi di tengah semua itu, Allah tetap menunggumu untuk kembali.

Gelisah itu bukan musibah.
Tapi rahmat, kalau kamu mau mencari Allah di dalamnya.

Jangan tunggu damai datang dari luar. Ciptakan damai itu dari dalam — dengan mengingat Allah.

Baca Juga: Pesantren Shuffah Hizbullah Al-Fatah Cikampek Ajarkan Pengetahuan Al-Quds wal Maqdisiyah

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)

Sekarang, saat kamu merasa gelisah lagi… jangan buru-buru cari hiburan.
Coba tanya hatimu: “Sudahkah aku bertemu Allah hari ini?”

Dan kamu akan sadar:
Tenang itu… ternyata dekat.
Karena Allah selalu dekat. Tinggal kamu yang perlu mendekat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Harapan Alumni STISA ABM: Inginkan Ada S2 Ilmu Al-Quran, Percakapan Bahasa Arab dan Fasilitas yang Memadai

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Edu
MINA Preneur
Khadijah
Khadijah
MINA Edu