Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kamu Pernah Gelisah? Ini Tandanya Hati Kamu Masih Hidup

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 55 detik yang lalu

55 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi

KEGELISAHAN itu manusiawi. Semua orang pernah merasakannya, termasuk kamu. Gelisah karena masa depan yang tak pasti. Gelisah karena takut gagal. Gelisah karena cinta yang tak berbalas. Bahkan gelisah karena dosa yang pernah dilakukan.

Tapi, tahukah kamu? Kegelisahan bukan selalu tanda kelemahan. Justru, itu tanda bahwa hatimu masih hidup. Masih peduli. Masih butuh sesuatu yang lebih besar dari dunia. Dan mungkin… itu tanda bahwa Allah sedang mengetuk hatimu.

Kegelisahan Adalah Undangan Lembut dari Allah

Dalam Al-Qur’an, Allah tidak hanya dikenal sebagai Rabb (Tuhan), tapi juga sebagai Mujibud Da’wah — Sang Maha Pengabul Doa. Ketika hati kita gelisah, sebenarnya Allah sedang mengundang kita untuk kembali mengingat-Nya.

Baca Juga: Pintar Tapi Sombong, Cerdas Tapi Tak Tahu Diri: Gagalnya Pendidikan Tanpa Adab

Kegelisahan adalah cara Allah mengingatkan:
“Hei, kamu terlalu fokus sama dunia. Ayo balik ke Aku. Aku yang paling ngerti kamu.”

Tapi sayangnya, kita lebih sering lari ke hal lain. Scrolling TikTok sampai larut malam. Dengerin lagu galau. Curhat ke orang yang bahkan belum tentu peduli. Padahal, yang paling bisa menenangkanmu adalah Dia yang menciptakan hatimu.

Langkah Pertama: Diam Sebentar, Dengarkan Hati

Saat gelisah, jangan buru-buru mencari pelarian. Coba lakukan ini:

Baca Juga: Pesantren sebagai Agen Perubahan Sosial: Menggali Potensi Komunitas

  1. Diamkan dirimu sejenak.

  2. Tarik napas panjang.

  3. Tanya ke diri sendiri: “Apa sebenarnya yang aku cari?”

Kadang, kegelisahan itu muncul karena hati kita kosong. Kita lupa siapa tujuan akhir kita. Kita lupa bahwa dunia ini bukan rumah kita yang sesungguhnya. Hati yang gelisah, biasanya adalah hati yang jauh dari Allah.

Baca Juga: MA Al-Fatah Cileungsi Raih Juara 3 Kompetisi Roket Air 2025

Langkah Kedua: Kenali Allah Lewat Nama-Nya

Allah itu bukan hanya Tuhan yang Maha Besar dan Perkasa. Dia juga Al-Wadud (Yang Maha Penuh Cinta), Al-Latif (Yang Maha Lembut), dan As-Sami’ (Yang Maha Mendengar).

Bayangkan, kamu lagi galau dan ngomong dalam hati, “Ya Allah, aku capek.”
Dan Allah langsung dengar. Tanpa harus pakai sinyal. Tanpa delay. Tanpa filter.

Kenali Allah lewat Asmaul Husna. Saat kamu merasa sendirian, sebut nama-Nya:
“Yaa Wadud… aku butuh cinta-Mu.”
“Yaa Latif… aku butuh kelembutan-Mu.”
“Yaa Mujib… tolong dengarkan doaku.”

Baca Juga: Majelis Taklim Niyabah Pekalongan Gelar Pelatihan Public Speaking di Ponpes Al-Fatah

Coba lakukan ini dalam sujud, di waktu malam, atau saat kamu lagi sendiri. Rasakan efeknya. Hati yang tadinya gelisah, pelan-pelan akan tenang.

Langkah Ketiga: Gantilah Overthinking dengan Overdzikir

Kita sering overthinking tentang hal-hal yang belum tentu terjadi.
Padahal, dzikir adalah cara paling sederhana untuk menguatkan hati.

Saat kamu overthinking:

Baca Juga: Ketika Rasa Malu Itu Hilang

“Aku takut gagal.”
Balas dengan dzikir:
“Hasbunallahu wa ni’mal wakil.” (Cukuplah Allah sebagai Penolong kami)

Saat kamu merasa nggak cukup baik:

“La hawla wa la quwwata illa billah.” (Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah)

Lidah yang basah dengan dzikir akan membuat hati jadi lebih kuat menghadapi apa pun. Karena kamu tahu, kamu tidak sendirian.

Baca Juga: Mahasiswa USK Ikuti Student Mobility di Universiti Malaysia Perlis

Langkah Keempat: Curhat Langsung ke Allah

Allah itu Ghayyur — cemburu ketika kita curhat ke selain-Nya dulu.
Coba malam ini, sebelum tidur, ambil wudhu. Ambil mushaf. Baca Al-Qur’an satu halaman.
Kemudian, curhatlah dalam sujudmu.

Bilang saja:

“Ya Allah, aku capek. Aku takut. Aku bingung. Tapi aku yakin Engkau selalu bersamaku.”
Gak usah ribet pakai bahasa Arab. Allah paham semua bahasa. Termasuk bahasa air matamu.

Baca Juga: Perkuat Kerja Sama Internasional, USK Teken MoU dengan Universitas Palestina

Langkah Kelima: Ajak Allah Dalam Setiap Aktivitas

Allah bukan hanya untuk saat kamu gelisah. Tapi Dia juga ingin dilibatkan saat kamu senang, saat kamu bercanda, saat kamu belajar, bahkan saat kamu ngopi.

Bilang saja, “Bismillah” sebelum memulai apa pun.
Niatkan semuanya untuk ibadah.
Katakan:

“Ya Allah, aku belajar ini biar bisa bermanfaat.”
“Ya Allah, aku kerja ini semoga jadi berkah.”
“Ya Allah, aku istirahat ini biar bisa semangat lagi ibadah.”

Baca Juga: Al-Quran dan Kekuatan Bahasa: Perspektif Psikolinguistik

Ketika kamu terbiasa mengajak Allah dalam hidup sehari-hari, maka kegelisahan akan menjadi sahabat yang membawa kamu lebih dekat dengan-Nya, bukan musuh yang membuatmu tumbang.

Gen Z, kamu hidup di zaman yang serba cepat, serba ramai, serba bising.
Tapi di tengah semua itu, Allah tetap menunggumu untuk kembali.

Gelisah itu bukan musibah.
Tapi rahmat, kalau kamu mau mencari Allah di dalamnya.

Jangan tunggu damai datang dari luar. Ciptakan damai itu dari dalam — dengan mengingat Allah.

Baca Juga: Orang Tua Hanya Hadir Saat Ambil Rapor? Mari Ubah Pola Ini!

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)

Sekarang, saat kamu merasa gelisah lagi… jangan buru-buru cari hiburan.
Coba tanya hatimu: “Sudahkah aku bertemu Allah hari ini?”

Dan kamu akan sadar:
Tenang itu… ternyata dekat.
Karena Allah selalu dekat. Tinggal kamu yang perlu mendekat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Anak Jujur Bukan dari Teori, Tapi Keteladanan, Mari Mulai dari Rumah

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Khadijah
Khadijah
MINA Edu
Tausiyah