Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kanada Selidiki Penggunaan Tenaga Kerja Paksa Etnis Uighur di China

sri astuti - Rabu, 12 Juli 2023 - 14:13 WIB

Rabu, 12 Juli 2023 - 14:13 WIB

1 Views

Muslim Uighur di kota Kashgar berjalan memasuki Masjid Id Kah, masjid bersejarah dan terbesar di Cina. (Foto: China Tour Guide)

Ottawa, MINA – Pengawas etika Kanada hari Selasa (11/7) mengumumkan penyelidikan untuk menentukan apakah Nike Canada dan operasi penambangan emas Dynasty Gold di Xinjiang mendapat manfaat dari penggunaan tenaga kerja paksa Uighur di China.

Sheri Meyerhoffer dari Ombudsman Kanada untuk Perusahaan yang bertanggung jawab mengatakan penyelidikan dilakukan setelah pengaduan dari 28 organisasi diajukan ke kantornya. Kanada melarang impor barang yang diproduksi seluruhnya atau sebagian dengan kerja paksa atau kerja wajib. Anadolu Agency melaporkan.

Lembaga think tank Australia menuduh Nike Canada memiliki rantai pasokan dengan enam perusahaan China yang produknya menggunakan tenaga kerja paksa Uighur.

Institut Kebijakan Strategis Australia dalam tuduhan terpisah mengatakan operasi penambangan Dynasty Gold menggunakan pekerja Uighur yang dipaksa.

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Meyehoffer memeriksa kedua keluhan tersebut dan memutuskan ada alasan untuk memulai penyelidikan.

“Secara langsung, tuduhan yang dibuat oleh pengadu menimbulkan masalah serius mengenai kemungkinan penyalahgunaan hak yang diakui secara internasional untuk bebas dari kerja paksa,” kata Meyerhoffer dalam penilaiannya atas tuduhan yang diumumkan Selasa.

“Saya telah memutuskan meluncurkan penyelidikan atas pengaduan ini untuk mendapatkan fakta dan merekomendasikan tindakan yang tepat. Saya belum menilai hasil penyelidikan. Kami akan menunggu hasilnya dan akan menerbitkan laporan akhir dengan rekomendasi saya,” tambahnya.

Perusahaan induk Nike Canada membantah ada bagian dari sepatunya yang diproduksi oleh pekerja paksa Uyghur, sementara Dynasty mengatakan tidak memiliki kendali operasional atas tambang di China.

Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia

Pada tahun 2022, PBB mengatakan China melakukan “pelanggaran hak asasi manusia serius” terhadap Uighur dan Muslim lainnya, dan penahanan paksa mereka di kamp-kamp merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, lapor Canadian Broadcasting Corporation.

Sebanyak 1,8 juta orang Uighur dan Muslim Turki lainnya diperkirakan ditahan di kamp-kamp pengasingan di China.​​​​​​​ (T/R7/B04)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Asia
Asia
Palestina
Dunia Islam