Kairo, 11 Muharram 1437/24 Oktober 2015 (MINA) – Abdel Moneim Aboul Fotouh, mantan calon presiden dan kini memimpin sebuah partai oposisi terkuat di Mesir, mengkritik situasi sosial dan politik di negara itu.
Ia menegaskan keyakinannya bahwa niat pemerintah sekarang adalah untuk mengakhiri apa yang tersisa dari Revolusi 25 Januari.
Menurut sebuah laporan Almesryoon.com, Abdel Moneim Aboul Fotouh berharap bahwa Mesir akan memulai “intifada” baru.
Situasi yang sedang berlangsung di Mesir, dia bersikeras untuk mencegah kemerdekaan dan tetap di bawah pengamanan Amerika Serikat (AS). Demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun
Dia mengklaim AS membenci orang Arab dan umat Islam dan alur cerita untuk membatalkan sebuah revolusi tersebut dimaksudkan untuk menjaga negara-negara Arab dan orang-orang diperbudak oleh pemerintah AS.
Berbicara pada konferensi yang diadakan dalam solidaritas intifada dengan warga Palestina di markas Sindikasi Jurnalis, Aboul Fotouh mengingatkan kepada para delegasi bahwa Palestina adalah tanah suci.
“Kita harus bekerja menuju pembebasan. “Israel seperti belati beracun di belakang bangsa Arab,” jelasnya.
Mantan calon presiden menegaskan, pembebasan Palestina akan datang setelah kehendak bersama orang-orang Arab dan Mesir juga telah dibebaskan.
Baca Juga: Yaman Bebaskan Awak Kapal Inggris setelah Gencatan Senjata di Gaza
Dia menyatakan, harapannya bahwa orang-orang di Mesir juga akan memulai intifada untuk mencapai hal ini. “Revolusi di Mesir sedang berlangsung.dan saya memiliki harapan tinggi kepada pemuda Mesir,” pungkasnya. (T/P002/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)