Phoenix, AS, MINA – Kandidat Partai Demokrat untuk Senat Amerika Serikat (AS) mengadakan konferensi pers Senin (31/7) untuk merespons komentar bernada menghina di media sosial yang banyak menargetkan keyakinannya, Islam.
Deedra Abboud (45), seorang pengacara di Phoenix dan aktivis masyarakat, berbicara kepada sekitar 30 pendukung dan media untuk mengkritik orang-orang yang dia sebut hanya berusaha memecah belah masyarakat.
“Di Amerika, kita mengerti bahwa beberapa tetangga kita adalah konservatif Kristen. Beberapa adalah orang Kristen liberal,” kata Abboud. “Kita tahu bahwa umat Katolik di Roma dan Katolik di Phoenix mungkin tidak memikirkan hal yang sama,” ujarnya seperti dilansir U.S News yang dikutip MINA.
“Tapi entah bagaimana beberapa orang ingin orang Amerika berpandangan bahwa semua Muslim dunia tidak memiliki kebebasan berpikir dan tidak memiliki tanggung jawab individual mengenai cara menafsirkan hubungan dengan Tuhan,” ia menambahkan.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Abboud menyebut pihak-pihak yang mudah mengkrtik keyakina atau agama seseorang sebagai individu yang terlampau mengeneralisasikan sekelompok orang yang sebetulnya beragam dalam cara pandang dan pemikiran.
Ia menyerukan dialog politik yang lebih beradab dalam mengatasi perbedaan-perbadaan di tengah masyarakat.
Para pendukungnya bersorak saat ia menceritakan bagaimana suaminya, setelah peristiwa serangan 9/11, mengatakan kepadanya bahwa demi keselamatannya dia boleh melepaskan jilbabnya.
Saat itu, Abboud mengatakan, ia merespons sang suami dengan mengatakan bahwa dia mengenakan jilbab bukan karena dirinya, dan ia tidak perlu izin siapa pun jika ingin menanggalkannya.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Perempuan 45 tahun itu menekankan dia bukan kandidat Muslim tapi calon untuk semua orang Amerika, Partai Demokrat, dan akar rumput adalah seorang Muslim.
Abboud berencana maju dalam pemilihan 2018 dalam upaya menggeser posisi senator petahana Jeff Flake, politikus Partai Republik dari wilayah pemilihan Arizona.
Lewat komentar di Twitter, Flake memuji cara Abboud dalam merespons komentar-komentar miring atau yang bernada kebencian.
Abboud mengingatkan orang-orang yang hadir di acaranya bahwa serangan terhadap agama seorang kandidat bukanlah hal baru, dan dia ingat perjuangan mantan Presiden John F. Kennedy yang menghadapi masalah tersebut saat dia mencalonkan diri sebagai seorang Katolik.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Menjadi Muslim di Amerika adalah sebuah kebebasan,” ujarnya – mulai mengenakan jilbab dan memilih siapa yang harus dinikahi hingga kebebasan untuk memilih pemimpin.
Pembenci Islam
Abboud memeluk Islam sesaat setelah dia pindah ke Arizona hampir 20 tahun yang lalu. Dia berasal dari Arkansas.
Sebelum memeluk Islam, dia mengatakan bahwa dirinya adalah adalah seorang Southern Baptist yang menghabiskan masa kuliahnya sebagai ‘pembenci Muslim’.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Ia bahkan mengakui sebagai orang yang berusaha keras mengubah keyakinan mahasiswa Muslim di kampusnya menjadi pemeluk Kristen. (T/R11/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris