Berlin, 9 Jumadil Awwal 1437/17 Februari 2016 (MINA) – Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Selasa (16/2) waktu setempat bahwa meskipun Iran telah setuju untuk kesepakatan bersejarah tentang pembatasan kegiatan nuklirnya, tapi hubungan hanya bisa sepenuhnya berjalan normal ketika Iran mengakui keberadaan Israel.
Berbicara bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, setelah pertemuan kedua negara di Berlin, Merkel kepada wartawan menyatakan, “Tidak bisa menjadi normal, hubungan yang baik dengan Iran selama keberadaan Israel tidak dikenali”, Star Tribune, Selasa (16/2) melaporkan.
Pada pertemuan yang sempat tertunda tahun lalu setelah kekerasan di Israel semakin memanas, Netanyahu mengatakan situasi di wilayah Palestina tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Netanyahu menekankan pandangannya kepada Jerman bahwa negosiasi hanya akan serius ditujukan pada solusi dua negara yang adil, dan dapat menawarkan harapan perdamaian bagi Israel dan Palestina.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Jerman sejauh ini menyatakan pandangan kritis soal permukiman baru. Namun Merkel mengesampingkan tentang itu, dan hanya membicarakan solusi dua negara.
Netanyahu melanjutkan, ia berterima kasih kepada Merkel untuk kepemimpinannya, dan menekankan nilai-nilai bahwa Jerman dan Israel bersama.
Sekitar 6 juta orang Yahudi dibunuh pada masa Nazi Jerman. Namun selanjutnya fakta bahwa Israel dan Jerman adalah sekutu dekat sekitar 70 tahun kemudian dan ini “memberikan harapan kepada semua umat manusia,” ujar Netanyahu.
“Ini adalah contoh, meskipun kengerian yang tak tertandingi dari masa lalu, kami berdua telah ditempa persahabatan yang unik dan konstruktif,” lanjutnya. “Dan saya percaya bahwa ini menawarkan harapan bagi seluruh dunia.” (T/P4/R02)
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)