Berlin, 17 Sya’ban 1437/25 Mei 2016 (MINA) – Kanselir Jerman Angela Merkel pada Rabu (25/5) menepis kekhawatiran tentang kesepakatan Uni Eropa-Turki yang dirancang untuk membendung arus migran ke Eropa setelah ada komentar kritis dari Turki.
“Saya tidak khawatir,” kata Merkel kepada wartawan, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA). “Mungkin beberapa masalah akan membutuhkan lebih banyak waktu, tapi pada prinsipnya kami akan mengawal perjanjian.”
Presiden Recep Tayyep Erdogan pada Selasa memperingatkan Uni Eropa bahwa parlemen Turki akan memblokir undang-undang yang berkaitan dengan kesepakatan jika permintaan pemerintah Ankara tentang perjalanan bebas visa tidak dikabulkan.
Peringatan keras muncul di tengah ketegangan spiral antara pemimpin Turki dan Uni Eropa atas serangkaian masalah yang mulai muncul dari perjanjian hak asasi manusia itu.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Ada indikasi yang tumbuh bahwa warga Turki tidak akan diberikan bebas visa perjalanan dengan target pada akhir Juni.
Merkel memperingatkan setelah pembicaraan dengan Erdogan pada Senin lalu bahwa target itu tidak mungkin dipenuhi.
Para pemimpin Uni Eropa bersikeras bahwa Turki harus mematuhi 72 kondisi sebelum pembebasan visa berlangsung. Ternyata permintaan untuk mengubah undang-undang anti-terorisme terbukti sangat diperdebatkan.
Uni Eropa ingin pemerintah Ankara mempersempit definisi teror untuk menghentikan mengadili akademisi dan wartawan yang menerbitkan “propaganda teror”. (T/P001/P2)
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)