Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantor Berita MINA dan Diplomasi Naratif Indonesia untuk Palestina

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - 57 detik yang lalu

57 detik yang lalu

0 Views

Kegiatan Kantor Berita MINA. (Dok MINA)

DI TENGAH derasnya arus informasi global yang sering kali bias terhadap isu Palestina, kehadiran media alternatif yang berpihak pada kemanusiaan menjadi sangat penting.

Salah satu di antaranya adalah Mi’raj News Agency (MINA), kantor berita berbasis di Indonesia yang secara konsisten mengangkat isu perjuangan rakyat Palestina dan Masjidil Aqsa.

Meski bukan didirikan oleh diaspora Palestina, MINA memainkan peran strategis dalam diplomasi naratif, yaitu upaya membangun opini publik internasional tentang Palestina melalui jalur media dan komunikasi.

Dalam konteks perjuangan Palestina, perang bukan hanya berlangsung di medan tempur, tetapi juga di medan narasi.

Baca Juga: 78 Tahun Penantian, Keadilan yang Belum Kunjung Datang ke Lembah Kashmir

Selama puluhan tahun, media arus utama dunia cenderung menyajikan pemberitaan yang bias, menempatkan Israel sebagai korban dan Palestina sebagai pihak yang melawan.

Karena itu, bagi rakyat Palestina dan para pendukungnya di seluruh dunia, media menjadi senjata penting untuk merebut ruang narasi dan menegakkan kebenaran sejarah.

Di titik inilah, peran media seperti MINA menjadi penting. Melalui pemberitaan yang berimbang dan berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan, MINA turut memperjuangkan agar isu Palestina tidak direduksi menjadi sekadar konflik politik atau agama, tetapi dipahami sebagai tragedi penjajahan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Dalam banyak hal, MINA berfungsi sebagai jembatan media umat, menghubungkan aspirasi solidaritas Indonesia dengan realitas perjuangan di tanah Palestina.

Baca Juga: Tersihir Drakor, Terseret Fitnah: Saatnya Muslim Bangkit!

Diplomasi terhadap Palestina itu sendiri tidak hanya berjalan di jalur politik formal,  seperti dukungan di PBB, OKI, atau forum internasional. Namun juga melalui diplomasi publik dan naratif.

Media seperti MINA memainkan peran penting dalam jalur ini, yaitu dalam menyebarkan informasi, membentuk opini publik, dan memperkuat solidaritas rakyat terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina.

Lewat pemberitaan dan analisis artikelnya, MINA menghadirkan perspektif kemanusiaan dan spiritual yang khas Indonesia.
Pendekatannya tidak bersifat konfrontatif, melainkan mengedepankan nilai persaudaraan, keadilan, dan kemerdekaan bangsa-bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

Dalam arti ini, MINA menjadi bagian dari diplomasi moral Indonesia yang menegaskan posisi pembelaan terhadap bangsa dan rakyat yang tertindas.

Baca Juga: Peran Diaspora Palestina dalam Perlawanan Naratif Global

Sementara, banyak media besar Barat yang mengabaikan konteks pendudukan Israel atau menutupi kekerasan terhadap warga sipil Palestina.

Di sinilah MINA mengisi kekosongan itu dengan menampilkan sisi kemanusiaan dan keislaman yang jarang muncul di media arus utama (mainstream).

Melalui jurnalisme berbasis empati, MINA memberi wajah manusiawi bagi rakyat Palestina, bukan sekadar angka korban, tapi kisah keluarga, anak-anak, dan masyarakat yang tetap tegar di bawah blokade dan serangan.

Selain itu, MINA sering mempublikasikan berita dan opini dari media diaspora Palestina seperti Quds Press, Middle East Monitor (MEMO), Middle East Eye (MEE), Palestine Chronicle, dan lainnya.

Baca Juga: Solidaritas Palestina; Dari Ruang Kelas hingga ke Puncak Gunung

Kolaborasi ini memperkuat jaringan global yang menyuarakan isu Palestina dari berbagai sudut dunia.

Dengan demikian, MINA menjadi bagian dari ekosistem media perlawanan naratif internasional, meskipun berasal dari Indonesia.

Lebih dari itu, peran paling signifikan MINA adalah membangun kesadaran publik Indonesia tentang pentingnya untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina.

Liputan rutin tentang aksi solidaritas, seminar, konferensi, hingga bantuan kemanusiaan dari Indonesia meneguhkan bahwa isu Palestina bukan hanya isu luar negeri, tetapi panggilan nurani umat.

Baca Juga: Proyek Israel Raya, Upaya Menguasai Timteng dengan Dukungan AS

Media ini juga berperan mendidik masyarakat, terutama generasi muda, agar tidak terjebak dalam narasi yang kurang tepat tentang Al-Aqsa dan Palestina.

Dengan gaya pemberitaan yang jernih dan berimbang, MINA memperkuat literasi Palestina, yakni pemahaman mendalam tentang sejarah, hak, dan perjuangan rakyat Palestina.

Sebagai media dari dunia Islam di Asia Tenggara, MINA membawa warna baru dalam perjuangan global, yaitu solidaritas lintas bangsa, lintas bahasa, dan lintas benua.

Dalam jaringan media pro-Palestina dunia, MINA diakui sebagai mitra penting dari kawasan Muslim terbesar di dunia, Indonesia.
MINA menjadi bukti bahwa jurnalisme bisa menjadi alat dakwah, advokasi, dan diplomasi moral sekaligus.

Baca Juga: Aneksasi Upaya Menghapus Masa Depan Palestina

Di sinilah Mi’raj News Agency (MINA) memainkan perannya, menjadi suara solidaritas bagi Palestina, menjadi saksi atas penderitaan dan keteguhan rakyat di tanah suci, serta menjadi bagian dari diplomasi moral bangsa Indonesia di pentas global.

Di tengah dominasi media besar yang sering membungkam suara kebenaran, MINA berdiri sebagai pengingat bahwa jurnalisme sejati bukan sekadar melaporkan fakta, tetapi juga memihak pada keadilan.

Dan selama keadilan belum tegak di bumi Palestina, suara seperti MINA akan tetap dibutuhkan, untuk menjaga agar nurani dunia tidak pernah mati. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Olimpiade dan Penjajahan: Polemik IOC–Indonesia

Rekomendasi untuk Anda