Tepi Barat, MINA – Pasukan Keamanan Israel (ISF) dilaporkan telah mengubah markas Pusat Kesehatan Kamp UNRWA Arroub di Tepi Barat menjadi fasilitas penahanan sementara bagi warga Palestina.
Hal itu menambah ketegangan antara Israel dan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), yang sebelumnya telah mengalami berbagai tekanan dari pemerintah Israel. Anadolu melaporkan.
Pada Oktober 2024, Israel mendorong legislasi untuk menutup operasi UNRWA di Jalur Gaza, dengan alasan dugaan keterlibatan staf UNRWA dengan pejuang Palestina Hamas.
Parlemen Israel (Knesset) bahkan memberikan persetujuan awal untuk menetapkan UNRWA sebagai organisasi teroris.
Baca Juga: Korban Syahid dalam Serangan Genosida Israel pada Selasa 404 Orang
Tindakan ini menuai kecaman dari Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, yang memperingatkan bahwa langkah tersebut dapat memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di wilayah tersebut.
UNRWA didirikan pada tahun 1949 untuk memberikan bantuan dan layanan kepada pengungsi Palestina di wilayah seperti Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon, dan Suriah.
Layanan yang diberikan meliputi pendidikan, kesehatan, dan bantuan kemanusiaan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, badan ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk pengurangan pendanaan dan tekanan politik, yang menghambat kemampuannya untuk menjalankan mandatnya.
Penggunaan fasilitas UNRWA oleh militer Israel sebagai penjara sementara menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap layanan vital yang disediakan bagi pengungsi Palestina. []
Baca Juga: Anggota Knesset Sebut Gaza Punya 30.000 Orang Bersenjata, Perang Gagal Capai Tujuan
Mi’raj News Agency (MINA)