Teheran, 3 Sya’ban 1436/21 Mei 2015 (MINA) – Pejabat Iran mengatakan, kapal bantuan mereka yang menuju Yaman seharusnya berlabuh di Djibouti untuk pemeriksaan sesuai seruan Amerika Serikat (AS) dan koalisi pimpinan Arab Saudi.
“(Bantuan) akan diperiksa di Djibouti. Kapal akan berlabuh di Djibouti dan protokol yang ditetapkan oleh PBB akan dilaksanakan,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, Rabu (20/5), dikutip oleh kantor berita ISNA.
Namun dia juga mengatakan, kapal itu diperkirakan akan mencapai pelabuhan Hodeida Yaman Kamis ini tanpa berhenti di Djibouti, menyimpang dari peringatan AS dan koalisi Arab yang melakukan serangan udara terhadap oposisi bersenjata Yaman, Houthi, Nahar Net yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kapal yang berganti nama Nejat (Rescue), membawa 2.500 ton bantuan, termasuk tepung, beras, makanan kaleng, obat-obatan dan air minum kemasan, semua sangat dibutuhkan di negara konflik dan miskin itu.
Kantor berita Tasnim yang terkait dengan pasukan elit Garda Revolusi Iran melaporkan, penumpangnya termasuk dokter, aktivis anti-perang dari Amerika Serikat, Perancis dan Jerman, serta wartawan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Namun misi bantuan itu telah dibayangi oleh seruan AS agar kapal berlabuh ke posko bantuan darurat PBB di Djibouti, bukan berlayar langsung menuju pelabuhan Hodeida, Yaman.
Pentagon mengatakan, Angkatan Laut AS telah melacak kapal yang membuat marah pemerintah Iran. Teheran bersikeras bahwa kapal bantuan itu atas persetujuan PBB untuk misi kemanusiaan dan melarang setiap upaya pemeriksaan kargo.
Sementara itu, Arab Saudi telah menuduh Teheran mempersenjatai Houthi, namun tuduhan itu berulang kali dibantah. (T/P001/R05)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)