Athena, MINA – Kapal-kapal dari Yunani berlayar pada Ahad (14/9) dari pelabuhan di Pulau Syros, untuk bergabung dengan Armada Global Sumud ke Gaza, sebuah armada kapal sipil internasional berskala besar untuk menembus blokade Israel dan mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Oksigono seluruhnya diawaki oleh awak Yunani, sementara Ilektra membawa relawan dari Yunani dan negara-negara lain. Anadolu melaporkan.
Acara dukungan diadakan sepanjang hari di seluruh pulau, dengan ratusan orang berkumpul di pelabuhan untuk memberikan semangat para awak.
Saat kapal-kapal berangkat, kerumunan melambaikan bendera Palestina dan meneriakkan slogan-slogan seperti “Kebebasan untuk Gaza”, “Perlawanan akan menang”, dan “Ganyang Israel”.
Baca Juga: Zohran Mamdani Janji Bakal Tangkap Netanyahu jika Terpilih jadi Wali Kota New York
Para pejabat dari March to Gaza Greece, sebuah gerakan pro-Palestina yang mengoordinasikan aksi solidaritas di negara tersebut, menekankan bahwa tujuan kapal-kapal Yunani adalah untuk membantu menembus blokade Israel di Gaza, memobilisasi komunitas internasional, dan berkontribusi pada pembentukan koridor aman untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Armada ini tercatat mengirimkan pesan solidaritas yang kuat kepada publik global dengan menyoroti bencana kemanusiaan di wilayah kantong tersebut.
Global Sumud Flotila mulai berkumpul bulan lalu, dengan kapal-kapal yang berangkat dari Barcelona, Spanyol, dan Genoa, Italia.
Para penyelenggara menggambarkan misi ini sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, upaya-upaya sebelumnya hanya melibatkan kapal-kapal tunggal yang dicegat oleh Israel dan penumpangnya dideportasi.
Baca Juga: Akademi Pertahanan Bergengsi Inggris Tak Lagi Terima Mahasiswa Israel
Konvoi ini adalah yang terbesar dari jenisnya, yang bertujuan untuk menantang blokade dan mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza, di mana kondisi kelaparan telah melanda akibat penutupan semua penyeberangan oleh Israel selama berbulan-bulan.
Tentara Israel telah menewaskan hampir 65.000 warga Palestina di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak Oktober 2023. Pengeboman yang tak henti-hentinya telah membuat wilayah kantong tersebut tidak layak huni dan menyebabkan kelaparan serta penyebaran penyakit. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 9 Kapal Global Sumud Flotilla Bertolak dari Tunisia Menuju Gaza