Tunis, MINA – Sebuah armada besar kapal sipil dijadwalkan akan berangkat dari ibu kota Tunis, Tunisia menuju Jalur Gaza pada akhir Agustus sebagai upaya baru untuk menembus blokade Israel, demikian dilaporkan Anadolu Agency, Selasa (5/8).
Dalam konferensi pers di Tunis yang diselenggarakan oleh Koordinasi Aksi Bersama untuk Palestina, anggota Global Sumud Flotilla menyampaikan bahwa aktivis dari 44 negara telah mendaftar untuk bergabung dalam upaya terkoordinasi ini.
“Musim panas ini, puluhan kapal, besar dan kecil, akan berlayar dari berbagai pelabuhan di seluruh dunia menuju Gaza, menjadikannya armada sipil terbesar dalam sejarah,” ujar penyelenggara Haifa Mansouri.
Armada ini menggabungkan empat inisiatif: Maghreb Sumud Flotilla, Gerakan Global untuk Gaza, Koalisi Freedom Flotilla dan Sumud Nusantara. Tujuan mereka, kata Mansouri, adalah “menembus blokade ilegal atas Gaza melalui laut, membuka koridor kemanusiaan, dan menghadapi genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.”
Baca Juga: Pertama Sejak 2017, Ribuan Siswa Rohingya Ikut Ujian Bersejarah di Kamp Bangladesh
Konvoi pertama akan berangkat dari pelabuhan-pelabuhan di Spanyol pada 31 Agustus, disusul oleh konvoi kedua dari Tunisia pada 4 September.
Salah satu penyelenggara lainnya, Seif Abu Keshk, mengatakan bahwa lebih dari 6.000 aktivis telah mendaftar secara daring untuk ikut serta. Para peserta akan menjalani pelatihan di titik keberangkatan, serta mengikuti acara solidaritas dan perkemahan sepanjang perjalanan.
“Ini adalah upaya baru untuk menekan pemerintah dengan mengirimkan puluhan kapal dan ribuan aktivis untuk menembus blokade Gaza,” tambah Abu Keshk.
Pengumuman ini disampaikan hanya beberapa hari setelah pasukan laut Israel mencegat kapal bantuan Handala pada 26 Juli ketika mendekati pantai Gaza dan mengawalnya ke Pelabuhan Ashdod. Kapal tersebut sempat mendekati jarak 70 mil laut dari Gaza, melampaui capaian kapal Madleen yang sebelumnya berhasil mendekat sejauh 110 mil sebelum dihentikan, menurut Komite Internasional untuk Menembus Blokade Gaza.
Baca Juga: Pemimpin Dunia Kecam Israel Usai Pengepungan Armada Global Sumud Flotilla
Sejak 7 Oktober 2023, tentara Israel terus melanjutkan agresinya di Gaza, menolak seruan gencatan senjata internasional. Hingga kini, hampir 61.000 warga Palestina telah tewas, hampir setengahnya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan ini telah menghancurkan Gaza dan menjadikannya berada di ambang kelaparan total. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 23 Kapal Global Sumud Flotilla Masih Berlanjut Berlayar Menuju Gaza