Chittagong, Bangladesh, 16 Jumadil Awal 1438/14 Februari 2017 (MINA) – Kapal Nautical Aliya dalam misi kemanusiaan Food Flotilla for Myanmar telah merapat di Pelabuhan Chittagong, Bangladesh, Selasa pukul 11.00 waktu setempat.
Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Nurhadis yang ikut dalam pelayaran melaporkan sejauh ini, pemerintah Bangladeh hanya mengizinkan 25 relawan dari kapal yang membawa bantuan kepada ratusan ribu pengungsi warga Rohingya yang melintasi perbatasan dari Myanmar ke Bangladesh itu, untuk turun ke pelabuhan melakukan upacara serah terima bantuan.
Nurhadis menyebutkan, daftar yang diizinkan turun di pelabuhan yaitu lima dari KP1M, lima dari MAPIM, dan 15 orang media Malaysia. Sementara awak media dari Indonesia dan Thailand, belum ada kejelasan untuk diizinkan mengikuti upacara penyerahan bantuan.
Dia juga melaporkan, sambutan dari pemerintah Bangladesh cukup ramai, dibanding saat berlabuh di Myanmar tempo hari. Jika di Myanmar mereka menyediakan satu unit tenda, lain halnya di Bangladesh yang menyediakan lima unit, dengan tempat duduk khusus di depan enam kursi.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Sampai saat ini 25 orang itu saja yang akan turun untuk melaksanakan seremonial. Belum ada nama-nama lainnya. Belum tahu lagi apa langkah selanjutnya,” kata Nurhadis.
Peserta asal Swedia, berdarah Palestina, Abdullah mengungkapkan kekecewaannya kepada beberapa orang wartawan, mengatakan bahwa ia kecewa pada panitia yang hanya bisa mengusahakan 25 orang saja, mewakili dua LSM penggagas saja, MAPIM dan KP1M.
Sementara, sebagaimana diberitakan di Kantor Berita Islam MINA sebelumnya ada tiga titik kamp pengungsian yang direncanakan dibagikan bantuan, yakni di kamp Leda, Musuni, dan Ukiya Kutopalong.
Jumlah pengungsi di tiap kamp pengungsian, di Leda Kemp Teknaf ada 2.200 keluarga ditambah 1.586 keluarga yang baru masuk ke kamp sebagai pengungsi, lalu di Musuni, kamp masih berada di Teknaf, ada 1.600 keluarga pengungsi baru.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Sementara di Kutupalong lebih banyak lagi, ada 6.347 kepala keluarga pengungsi lama, dan 5.700 keluarga pengungsi baru.
Seluruhnya ada 17.433 kepala keluarga yang akan dibagikan paket bantuan makanan, alat kesehatan diri, selimut, juga pakaian.
Selain itu bantuan juga akan menyentuh kepada rakyat Bangladesh di sekitaran ketiga kemp pengungsian tersebut.
Food Flotilla, membawa sejumlah 185 relawan dari 11 negara mewakili 31 NGO, termasuk Aqsa Working Group (AWG) Jamaah Muslimin (Hizbullah) dari Indonesia. Berlayar sejak 3 Februari menuju Myanmar dan Bangladesh untuk memberikan bantuan makanan, namun tujuan utamanya adalah membuka hati pemerintah Myanmar untuk memperlakukan Etnis Rohingya sebagaimana warga negara Myanmar yang lain.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Selama ini diberitakan, militer dan kelompok Budha Ekstrimis membunuh anak-anak, memperkosa wanita, membunuh dewasa, dan membakar rumah serta mengusir masyarakat etnis Rohingya.
Sehingga menggugah dunia melalui program Food Flotilla for Myanmar yang digagas Kelab Putra 1 Malaysia (KP1M) dan Majelis Perundingan dan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) dengan dukungan Perdana Menteri Malaysia Tun Najib Razak. (L/B01/R01/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu