Johor, MINA – Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) atau Pengawal Pantai Malaysia pada Rabu (15/12) memberikan informasi kepada Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, telah terjadi kapal karam berjenis pancung di perairan lepas pantai Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor-Malaysia.
APMM mengatakan, kapal yang mengalami karam akibat cuaca buruk itu membawa 60 warga negara Indonesia (WNI) pekerja imigran. Hasil evakuasi yang dilakukan, 22 orang yang terdiri dari 20 laki-laki dan 2 perempuan dikabarkan selamat.
Sementara, 11 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 4 wanita ditemukan meninggal. Sedangkan sebanyak 27 orang masih dalam proses pencarian.
Menerima informasi tersebut, Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Aan Kurnia memerintahkan Kepala Puskodal Bakamla dan Direktur Operasi Laut Bakamla Laksma Bakamla Suwito untuk terus melaksanakan koordinasi dengan APMM guna mendapatkan perkembangan informasi lebih lanjut.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Secara terpisah, Laksma Suwito membeberkan siap menggerakan unsur KN Belut Laut-406 untuk membantu pelaksanaan evakuasi korban.
“Sehubungan wilayah kejadian berada di Malaysia, perlu koordinasi lebih lanjut kepada pemerintah Malaysia apabila unsur Bakamla masuk perairan Malaysia,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono mengatakan, kapal yang mengangkut pekerja migran WNI itu terbalik ketika posisi berada di pinggir pantai karena tersapu ombak ketika penumpang turun.
“Kapal itu terbalik di bibir pantai dan kemungkinan penumpangnya pada saat dia turun dari kapal tersapu ombak. Jadi bukan tenggelam di laut dalam karena sudah di dekat pantai,” ujar Hermono seperti dikutip dari Inews.id.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
Selain itu, ia juga mengimbau agar warga Indonesia tidak melakukan perjalanan ilegal karena berbahaya. Malaysia, kata dia sedang berupaya memulangkan para pekerja asing yang tidak berdokumen.
“WNI yang mau masuk ke Malaysia secara ilegal sangat berisiko kecelakaan, kena tangkap pun menjadi risiko sangat besar. Pemeriksaan di perbatasan Johor sangat ketat,” ujarnya. (R/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III