Washington, MINA – Pentagon mengumumkan pada hari Jumat (11/10) mempercepat pengriman0 pasukan dan persenjataan rudalnya di Arab Saudi akibat melonjaknya ketegangan setelah Teheran mengatakan bahwa hari itu rudal asing telah menabrak sebuah kapal tanker Iran di Laut Merah di lepas pantai Jeddah, Arab Saudi, dan membakarnya.
Teheran tidak menyalahkan Riyadh atas serangan itu, dan pejabat pertahanan AS mengatakan mereka masih menyelidikinya dan tidak memiliki penjelasan segera.
Riyadh telah meminta bantuan sebelumnya menyusul serangan drone pada 14 September terhadap instalasi minyak Saudi yang dituduhkan Washington ke Iran. Express Tribune melaporkan, Sabtu (12/10).
Menteri Pertahanan AS, Mark Esper mengatakan bahwa dua skuadron tempur dan baterai pertahanan rudal tambahan sedang dikirim ke Arab Saudi, bersama sekitar 3.000 tentara baru sejak September tahun ini.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Esper mengatakan ia telah berbicara dengan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman pada hari Jumat untuk membahas penambahan persenjataan AS untuk melindugi instalasi minyak Sau di serangan Iran.
“Jelas bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini pada fasilitas minyak Arab Saudi,” katanya.
“Terlepas dari upaya Iran untuk menyangkal keterlibatan mereka, bukti yang ditemukan sejauh ini membuktikan bahwa Teheran bertanggung jawab atas serangan-serangan ini,” lanjutnya.
Serangan 14 September itu menghancurkan dua fasilitas pemrosesan kilang minyak raksasa Aramco di Khurais dan Abqaiq, yang mengurangi separuh produksi minyak Arab Saudi.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Washington mengutuk serangan itu sebagai “tindakan perang,” tetapi baik Saudi maupun Amerika Serikat tidak melakukan pembalasan terbuka.
Insiden itu menambah ketegangan yang sudah melonjak sejak awal tahun ini ketika Iran dituduh memasang ranjau ke beberapa tanker yang ditambatkan di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dan kemudian melakukan penyerangan di dekat Selat Hormuz.
Esper mengatakan bahwa sejak Mei Amerika Serikat telah meningkatkan kehadirannya di Timur Tengah dengan mengirim sebanyak 70.000 personil. Sebagian besar dari mereka dikerahkan ke wilayah Teluk sebagai tanggapan atas tindakan Iran.
“Militer AS telah mewaspadai satuan tambahan pasukan, angkatan laut, laut dan udara untuk dengan cepat memberikan peningkatan kemampuan di wilayah itu jika perlu,” imbuhnya.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Dia juga mendesak sekutu AS di Eropa untuk mengikuti jejak Amerika dengan aset pertahanan mereka sendiri “untuk stabilitas regional.”
Perusahaan Tanker Nasional Iran mengatakan lambung kapal Sabiti dihantam oleh dua ledakan terpisah dari Jeddah, mengatakan mereka “mungkin disebabkan oleh serangan rudal”.
Awalnya menyalahkan Arab Saudi, tetapi kemudian menarik kembali tuduhan itu, dan tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.
Harga minyak melonjak sekitar dua persen karena berita itu, yang menimbulkan kekhawatiran baru tentang kemungkinan bentrokan antara Iran dan Saudi. (T/RS2/P1)
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)