Pelembang, MINA – Menjelang berakhirnya masa siaga darurat, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dilaporkan meningkat dalam beberapa hari terakhir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mengerahkan enam unit helikopter water bombing yang melakukan lebih dari seratus kali penyiraman udara di tiga wilayah kabupaten.
Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas meski berbagai upaya pemadaman telah dilakukan. Dalam satu hari, sebanyak enam unit helikopter water bombing dikerahkan untuk memadamkan api di wilayah Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Muara Enim, dan Ogan Ilir.
Menurut Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, operasi udara dilakukan secara masif sejak pagi hingga sore hari.
“Pemadaman Karhutla kemarin dilakukan enam helikopter water bombing, dengan tiga unit di antaranya memadamkan wilayah PALI dan Muara Enim,” ujar Sudirman di Palembang, Senin (27/10).
Baca Juga: AS Anggap Serangan Israel ke Gaza Bukan Pelanggaran Gencatan Senjata
Ia menjelaskan, total 476 ribu liter air telah disiramkan ke sejumlah titik api dengan total area terbakar mencapai 12,5 hektare di tiga kabupaten.
BPBD Sumsel mencatat, wilayah PALI menjadi titik terparah dengan kebakaran di Kecamatan Tanah Abang, di mana helikopter melakukan 45 kali penyiraman untuk memadamkan api di lahan seluas 4,5 hektare. Di Muara Enim, kebakaran melanda daerah Gelumbang dan Lembak, dengan 55 kali penyiraman di area sekitar 5 hektare. Sementara itu, di Ogan Ilir, titik panas terpantau di Tanjung Batu dan Payaraman, dan telah disiram 19 kali dengan luas lahan sekitar 3 hektare.
Meskipun upaya pemadaman udara dilakukan secara intensif, Sudirman mengatakan, api belum sepenuhnya padam.
“Beberapa wilayah seperti Tanah Abang, Gelumbang, dan Payaraman masih mengeluarkan asap hingga Senin pagi. Kita pantau kembali hari ini melalui patroli udara. Jika masih terdapat api, helikopter water bombing akan kembali dikerahkan,” jelasnya.
Baca Juga: Bupati Bandung Barat Instruksikan BPBD Siaga
Ia menambahkan, bantuan armada udara dari BNPB tersebut hanya tersedia hingga 5 November 2025, menyesuaikan dengan prediksi puncak musim hujan di Sumsel. Setelah itu, operasi udara akan dikurangi dan fokus beralih ke patroli darat serta pencegahan titik api baru.
Kondisi cuaca panas dan angin kering di sebagian besar wilayah Sumatera Selatan turut memperburuk situasi. Pemerintah daerah bersama TNI, Polri, dan Manggala Agni masih terus berjibaku melakukan pendinginan di lokasi bekas kebakaran agar api tidak kembali menyala. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Banjir Mulai Surut, Mobil Bak Terbuka Masih Jadi Andalan Lintasi Jalur Kaligawe Semarang
















Mina Indonesia
Mina Arabic