Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KARPET MERAH FESTIVAL MEMBENTANG DI RERUNTUHAN JALUR GAZA

Admin - Ahad, 17 Mei 2015 - 07:12 WIB

Ahad, 17 Mei 2015 - 07:12 WIB

727 Views ㅤ

<a href=

KARPET MERAH 972MAG" width="300" height="225" /> Karpet merah di Jalur Gaza (972mag)

Gaza, 28 Rajab 1436/17 Mei 2015 (MINA) – Karpet merah sepanjang puluhan meter membentang di bagian timur Kota Gaza, di antara reruntuhan bangunan akibat perang, karpet menandai kegiatan festival film tentang hak asasi manusia di kota itu.

Acara diselenggarakan di tengah-tengah puing-puing di lingkungan Shujaiyeh, Gaza, di mana sekitar 100 warga Palestina di daerah itu gugur dalam serangan pasukan Israel tahun lalu, Palestina News Network (PNN) melaporkan Sabtu (16/5).

Festival Film The Karama untuk pertama kalinya digelar di Jalur Gaza, diselenggarakan di lokasi yang dipilih sebagai tempat yang tepat, untuk acara seperti itu, ujar penyelenggara Saud Abu Ramadan.

Menurutnya, tempat di antara puing-puing perumahan dan di samping masjid yang hancur, mengingatkan akan makna hak asasi manusia, seperti yang akan dipentaskan pada festival.

Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza

“Bagi kami, karpet merah itu yang pertama dan terpenting, juga warna merash menunjukkan begitu banyak darah yang tertumpah di sini musim panas lalu. Darah wanita, darah pria dan darah anak-anak,”  kata Abu Ramadan.

Ratusan warga setempat tampak berjejer menghadiri festival pada malam pembukaan, bersama dengan warga lain yang datang dari berbagai penjuru Gaza.

Sebagian warga tampak berdiri di pinggir reruntuhan, lainnnya duduk di kursi yang tersedia, sebagian besar duduk di reruntuhan bangunan, dan sebagian menonton dari balik jendela rumah yang masih tersisa, menyaksikan film yang disajikan dalam festival.

Abu Ramadan mengatakan festival film seperti itu termasuk langka di Jalur Gaza, di samping memang tidak ada gedung besar untuk mengadakan festival.

Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel

Ia menambahkan, sekitar bada Isya, daerah itu akan cahaya sepanjang festival, menandai cahaya kemenangan setelah daerah itu sempat dalam kegelapan selama delapan bulan terakhir, tanpa alat penerangan listrik.

“Infrastruktur hancur, Orang-orang hidup dalam kegelapan, hanya ada cahaya lilin. Festival ini diharapkan membawa pada suasana normal kembali seperti siang hari yang bercahaya,” ujarnya. (T/ptri/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia

Rekomendasi untuk Anda