Paris, 4 Rabi’ul Akhir 1437/14 Januari 2016 (MINA) – Majalah satir Perancis, Charlie Hebdo menghadapi kecaman baru dari masyarakat internasional setelah kartun dalam edisi terbaru tampaknya mengaitkan Aylan Kurdi, balita Suriah, dengan mereka yang melakukan serangan seksual di Koln pada Malam Tahun Baru lalu.
Kartun berisi gambar mayat balita yang tenggelam itu di salah satu sudut; di bawah itu adalah penggambaran dua pria mengejar beberapa wanita.
Sebuah caption (tulisan yang menjelaskan isi foto) berbunyi: “Apa jadinya bila Aylan telah tumbuh Besar? Menjadi gelandangan tukang colek di Jerman?”
Karikatur kontroversial tersebut telah memicu reaksi keras di media sosial, demikian laporan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), mengutip Anadolu Agency.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Direktur penerbitan majalah, Laurent Sourisseau, yanag dijuluki Riss, adalah pencipta kartun itu.
Pada 7 Januari tahun lalu, dua bersaudara – Said dan Cherif Kouachi – menyerang kantor Charlie Hebdo, sehingga menewaskan 12 orang.
Di antara mereka yang tewas adalah editor majalah Stephane Charbonnier, AKA ‘Charb’, sejumlah kartunis terkemuka dan wartawan, seorang pekerja pemeliharaan gedung dan dua polisi.
Gambar mayat Aylan Kurdi – anak Suriah yang terdampar di pantai Turki September lalu – segera mendorong kecaman internasional terhadap krisis pengungsi di Eropa. (T/R07/R05)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas