KARUNIA MADINAH BAGI KHILAFAH

Uray-Helwan

Uray-Helwan
Uray-Helwan

(Oleh: Uray Helwan)

إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَـغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله ِمِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا  وَ مِنْ سَـيِّـَئاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ,  أَرْسَلَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيرًا بَيْنَ يَدَىِ السَّاعَةِ, مَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَـقَدْ رَشَدَ, وَمَنْ يَعْصِهِمَا فَاِنَّهُ لَا يَضُرُّ اِلَّا نَفْسَهُ وَلَا يَضُرُّ اللهَ شَيْءً  أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ :  يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ  مُسْلِمُونَ  اَللَّهُمَّ صَلِّ وّسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ  وَ التـَّابِعِيْنَ  وَاتَّـابِعُ التـَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِ حْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ.  فَـإِنّ  أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَـابُ اللهِ , وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّالْأُمُوْرِ مُحْدَثاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِىالنَّارِ

Para ikhwan rahimakumullah, menyampaikan wahyu-Nya di dalam Al-Quran surat Al-Anfal(8): 26 yang berbunyi:

Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.

Ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu Katsir dengan penjelasan antara lain: “Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan kepada mukminin terhadap nikmat yang telah Dia limpahkan kepada mereka. Pada mulanya mereka itu adalah golongan yang sedikit, kemudian Dia menjadikan mereka golongan yang besar atau mayoritas, dan pada awalnya mereka lemah lagi dicekam rasa ketakutan, kemudian Allah menguatkan mereka dan menolong mereka. Mereka pun pada mulanya miskin, lantas Allah memberi rezeki dari harta yang halal. Dulu waktu mereka di Mekkah, mereka tertindas, selalu dibayangi rasa takut diculik oleh orang-orang musyrik. Hingga Allah mengizinkan mereka untuk hijrah ke Madinah, mengaruniakan tempat tinggal atasnya, dan menjadikan penduduknya senang terhadap mereka serta  membantu mereka dalam berbagai peperangan.”

Para ikhwan rahimakumullah, kini zaman kita. Allah pun memberikan karunia kepada kita dengan wujudnya pola kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di tengah-tengah kita, ‘Ala Min Haajinnubuwwah dengan dibai’tanya Wali Al Fattah pada tahun 1953. Pengamalan Jama’ah Muslimin yang sudah sejak lama ditinggalkan oleh umat bisa kita tunaikan. Sebagaimana yang beliau perintahkan:

 …تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ…

Tetaplah engkau pada Jama’ah Muslimin dan Imam mereka” HSR. Bukhari, dan Ibnu Majah.

Tidak hanya itu, khiththoh perjuangan beliau dan para sahabat ternyata pun kita napaktilasi. Satu persatu jejak beliau bisa kita rasakan dan amalkan. Dulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat teruji, kita pun kini banyak mengalami ujian. Musuh-musuh Allah dahulu tidak dapat memungkiri kebenaran risalah beliau dan para sahabat, penolakan mereka bukan karena tidak sampainya berita kebenaran, namun lantaran hati orang-orang kafir Quraisy yang penuh dengan penyakit, hasad, dengki hingga kufur dan syirik. Kini juga tidak jauh berbeda. Orang-orang yang tidak mengamalkan Al Jama’ah ini, pada prinsipnya bukan lantaran kaburnya dalil Al Jama’ah, namun lebih didasari pada pengaruh infiltrasi politik yang merasuk dalam benak mereka. Sehingga mereka bukan berpihak pada wahyu Allah untuk mengamalkan Al Jama’ah, akan tetapi menjadikan standar ro’yu atau akal pemikiran belaka. Tidak heran mereka terjebak pada masalah-masalah teknis yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan pengamalan wadah Al-Jama’ah ini, seperti: adanya wilayah teritorial, imamnya harus orang yang disetujui oleh seluruh umat Islam, harus punya tentara, dan lain sebagainya.

Para ikhwan jama’ah sholat Jum’at yang berbahagia,

Rasulullah dan para sahabat, setelah melalui perjuangan yang luar biasa, akhirnya mereka, Allah karuniakan Madinah sebagai tempat menetap yang lebih kondusif untuk beribadah kepad-Nya. Lantas bagaimana dengan kita, pengamal Al Jama’ah akhir jaman? Kami menghayati, bahwa karunia Madinah sudah mulai tampak di depan mata kita. Saat ini, Imamul Muslimin, dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata, sudah mulai mendapat kepercayaan di dunia Internasional. Berbagai pertemuan atau konferensi, tokoh-tokoh Islam dari berbagai penjuru dunia sudah mulai mempercayakan kepada beliau. Terutama untuk masalah Palestina dan Al Aqsho, alhamdulillah kita riil dalam bertindak. Bahkan hanya atas kehendak Allah, Syekh Shiyam, tokoh perjuangan Palestina yang pernah menjadi Imam Mesjid Al Aqsho, Allah taqdirkan berhimpun dalam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) dengan membai’at Imamnya.

Semua itu adalah tanda dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bahwa karunia Madinah yang dahulu Allah anugerahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat beliau, kembali akan terulang. Dia yang Maha Agung akan memberikan pertolongan kepada pengamal Al Jama’ah akhir zaman dengan karunia Madinah.

Para ikhwan rahimakumullah, inilah janji Allah  kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholeh sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran surah Annur ayat 55 yaitu:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

Madinah memang bukan syarat sah tidaknya tegaknya Jama’ah Muslimin.

Rasulullah dahulu, ketika karunia Madinah belum Allah anugerahkan, pun beliau telah menegakkan kehidupan terpimpin dalam satu kesatuan Al Jama’ah di Makkah, meskipun dalam kungkungan kekuasaan kuffar Quraisy kala itu. Hal ini karena kehidupan berjama’ah adalah manhaj para Nabi. Sebagaimana yang Allah tegaskan dalam Al Quran:

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ

Artinya: Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (QS. Asy Syuura: 13)

 

Shahabat Ibnu Abbas menafsirkan kalimat  an aqimuddin wala tatafarroqu fiih, yakni:“Allah memerintahkan kaum mukminin untuk berjama’ah dan melarang mereka berselisih dan berpecah belah…..

 

Meskipun Madinah bukan menjadi syarat mutlak keabsahan pengamalan syari’at Al Jama’ah atau Kekhilafahan, namun keberadaannya sangat penting. Ia merupakan bagian asasi dari kekuatan untuk menegakkan Islam, untuk mengalahkan musuh-musuh Allah, memberantas kezaliman dan tentu saja membebaskan masjidil Aqsho dari cengkeraman Zionisme laknatullah alaihim.

 

Para ikhwan, marilah kita mawas diri, kembali kita koreksi diri kita, sejauh mana kita iltizam pada Jama’ah Muslimin wa Imamahum.  Karena karunia Madinah Allah berikan kepada Rasulullah Shallahu’alaihi Wa Sallam dan para sahabat, mereka tetap istiqomah dan teguh dalam perjuangan meskipun dalam kondisi Mekkah yang tidak kondusif waktu itu. Mereka tetap berjihad dengan harta dan jiwa mereka dan senantiasa menyempurnakan ketaatan kepada Allah, Rasul-Nya dan ulil Amri. Mereka itulah orang-orang yang berpihak kepada Allah atau Hizbullah. Sungguh Hizbullah itu pasti akan mendapat keberuntungan dan kemenangan.

 

وَمَنۡ يَّتَوَلَّ اللّٰهَ وَ رَسُوۡلَهٗ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا فَاِنَّ حِزۡبَ اللّٰهِ هُمُ الۡغٰلِبُوۡنَ‏ ﴿۵۶﴾

 

Artinya:  Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya Hizbullah itulah yang pasti menang. (QS. Al Maidah: 56)

 

لَا تَجِدُ قَوۡمًا يُّؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ يُوَآدُّوۡنَ مَنۡ حَآدَّ اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗ وَلَوۡ كَانُوۡۤا اٰبَآءَهُمۡ اَوۡ اَبۡنَآءَهُمۡ اَوۡ اِخۡوَانَهُمۡ اَوۡ عَشِيۡرَتَهُمۡ‌ؕ اُولٰٓٮِٕكَ كَتَبَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمُ الۡاِيۡمَانَ وَاَيَّدَهُمۡ بِرُوۡحٍ مِّنۡهُ‌ ؕ وَيُدۡخِلُهُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا‌ ؕ رَضِىَ اللّٰهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُوۡا عَنۡهُ‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ حِزۡبُ اللّٰهِ‌ ؕ اَلَاۤ اِنَّ حِزۡبَ اللّٰهِ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ‏ ﴿۲۲﴾

Artinya:  Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan  yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah Hizbullah (golongan Allah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. QS. Mujadalah:22

 

بَا رَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيْمِ  وَنَفَعَنِي وَاِيَا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَا يَا تِ وَذِّكْرِالْحَكِيْم اَقُوْلُ قَوْلِي هَاذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْم لِي وَلَكُمْ وَلِسَا ءِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِلُزُمِ الْجَمَاعَةِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍالَّذِىْ اَرْسَلَهُ اللهُ

إِلَى جَمِيْعِ الْأُمَّةِ, وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ هُدَانِ لْأُ مًّةِ. اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ, وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِـيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وّسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّا بِعِيْنَ وَاتَّـابِعُ التـَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِ حْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ: اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

 اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَارَبَّيَانَا صِغَارًا وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ وَارْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ. اَللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَهَازِمَ اْلأَحْزَابِ إِهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ , اَللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيْعَ الْحِسَابِ اِهْزِمِ اْلاَحْزَابِ اَللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ  اَللَّهُمَّ رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لنَاَ ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْعنَاَّ سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلاَبْرَارِ,  رَبَّنَا اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ اْلكَافِرِيْنَ ,  رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا ,  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفيِ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

اَللَّهُمَّ مُصَرِّفَ اْلقُلُوْبِ  صَرِّفْ قُلُوْبَناَ عَلَى طَاعَتِكَ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Wartawan: Admin

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0