Oleh Marina Anjani, Pegiat Seni Lukis, Aktivis Baitul Maqdis Art Space
Seni lahir dari pikiran manusia, baik itu dari pengalaman hidup ataupun melalui pengamatan, yang diwujudkan dalam sebuah karya seni. Karya seni tersebut kemudian dapat dinikmati dan memiliki nilai bagi manusia lainnya.
Pemerhati sastra, Jakob Sumardjo mengungkapkan, dengan seni dapat memperkaya kehidupan manusia dengan memberikan pengalaman keindahan atau emosi. Seni juga merupakan ungkapan baik spiritual, imajinasi maupun pengalaman empiris manusia yang dihasilkan melalui sebuah karya.
Dengan demikian sebuah seni dapat disebut sebagai seni jika telah berada di tangan penganggap seni. Seni juga masalah komunikasi, relasi dan nilai-nilai. Sebuah benda dapat dikatakan seni jika benda tersebut memiliki relasi yang muncul dari berbagai benda tersebut.
Baca Juga: Pentingnya Ilmu dan Persatuan Muslimin dalam Pembebasan Masjidil Aqsa
Kumala Devi Chattopadhayaya, seorang reformator sosial India berpendapat bahwa pengertian seni adalah sebuah luapan ekspresi yang disampaikan dari seorang seniman kepada para penikmatnya. Dengan kata lain, seni adalah suatu jembatan untuk membuat orang lain paham dengan apa yang dirasakan oleh seniman.
Jadi, seni adalah bentuk pengungkapan perasaan atau ekspresi diri yang hasil akhirnya adalah suatu bentuk visual karya seni yang dapat dinikmati orang lain, dan penikmat seni itu dapat merepresentasikan pesan atau makna karya tersebut dengan sudut pandang yang berbeda.
Salah satu cabang seni itu adalah seni lukis, yang tergolong ke dalam seni rupa murni dua dimensi.
Melukis itu sendiri adalah kegiatan mengolah media dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Adapun media lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, tembok, film di dalam fotografi dan lain sebagainya.
Baca Juga: Fenomena FOMO Muncak di Kalangan Gen Z
Dalam penciptaan karya seni, termasuk seni lukis, ada proses pengolahan ide, konsep maupun gagasan yang panjang dari pelaku seni. Setiap individu memiliki proses ataupun cara yang berbeda-beda dalam usaha mengekspresikan dan mengaplikasikan emosi, ide, konsep maupun gagasan ke dalam bentuk karya seni.
Dalam upayanya, Penulis merumuskan ide atau gagasan konseptual yang berhubungan dengan aspek visual secara estetik itu ke dalam persoalan Palestina dan berakhir pada penciptaan karya. Berbagai fenomena dan konflik terhadap masyarakat yang tinggal di Palestina tersebut dapat direalisasikan ke dalam karya seni lukis.
Tentu bukan hanya fungsi artistis karya lukisan, tapi ke fungsi naratif seni, yaitu untuk menceritakan sebuah cerita yang menggambarkan pengalaman, dokumen penting atau peristiwa sejarah, atau berkomunikasi ide dan informasi.
Dalam hal ini, seni lukis dapat menjadi media perjuangan melalui berbagai karya yang menggambarkan peristiwa sejarah dan semangat perjuangan.
Baca Juga: Keteguhan Iman di Tengah Arus Zaman: Refleksi Islami untuk Generasi Milenial
Bentuk luapan jiwa yang tulus dari pelukis mampu menghasilkan karya-karya dalam bentuk lukisan perjuangan Palestina yang dapat menghipnotis dan membakar semangat perjuangan dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina. Termasuk memberikan semangat bagi upaya pembebasan Masjidil Aqsa.
Penulis merasakan ada getaran jiwa tersendiri saat melukis tema Masjidil Aqsa, seperti terkini Penulis lakukan pada momen Penutupan Bulan Solidartas Palestina (BSP) di Gedung DPR RI Jakarta, Jumat, 29 November 2024.
Penulis merasakan ada perbedaan emosional saat melukis Masjidil Aqsa dibandingkan melukis tema lainnya, seperti pemandangan alam, objek manusia, atau abstrak.
Apalagi kemudian hasil lelang lukisan-lukisan itu didesikasikan untuk donasi perjuangan Pembebasan Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina. Sungguh terasa keberkahannya dalam kehidupan.
Baca Juga: Pembebasan Baitul Maqdis: Perspektif Geopolitik dan Spiritual Islam
Penulis berharap, dari para seniman, baik itu melalui karya lukisan, ukiran, batik, lirik lagu, puisi, nasyid, atau karya seni lainnya, dapat dikaitkan dengan tema Palestina.
“Sesuatu yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati,” begitulah filosofi sebuah karya. Pesan solidaritas karya seni yang terlahir dari hati akan sampai ke hati manusia secara universal untuk ikut serta dalam aksi solidartas Palestina.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Amalan Yang Baik bagi Orang Beriman