New Delhi, 12 Safar 1435/15 Desember 2013 (MINA) – Presiden Afghanistan Hamid Karzai memberi Amerika Serikat (AS) dua syarat mengenai desakan terhadapnya untuk menandatangani perjanjian keamanan.
Dalam kunjungannya di hari ketiga di New Delhi, Sabtu, Karzai akan menandatangani perjanjian dengan syarat Washington setuju mengakhiri serangan terhadap rumah-rumah Afghanistan dan menengahi proses perdamaian dengan Taliban.
Karzai menyebut kedua kondisi itu “prasyarat mutlak” baginya untuk mendukung perjanjian, Voice of America melaporkan yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Fakta keamanan menuntut pasukan AS tetap tinggal di Afghanistan setelah 2014, untuk membantu melatih pasukan Afghanistan dalam perjuangan mereka melawan Taliban.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
AS mengatakan, Karzai harus menandatangani fakta tersebut pada akhir tahun ini, atau tidak ada pilihan selain menarik semua pasukan AS setelah 2014.
Majelis Agung Loya Jirga Afghanistan telah mendesak Karzai untuk menandatangani fakta tersebut. Tapi dia mengatakan, dia ingin penggantinya yang memutuskan kesepakatan keamanan setelah pemilihan presiden negaranya pada bulan April tahun depan.
Karzai yang secara konstitusional dilarang mencalonkan diri lagi dalam pemilihan mendatang, menuduh AS campur tangan dalam pemilu 2009, yang dinodai oleh kecurangan dan mengatakan AS ingin menjaga kecurangan itu terjadi lagi.
Sebelumnya, Penasehat Keamanan Nasional AS Susan Rice menemui Karzai di Kabul (25/11), di mana Pentagon mendesak pemimpin negara itu untuk berubah pikiran dan menandatangani fakta keamanan, agar memungkinkan ribuan tentara Amerika tinggal di Afghanistan melampaui batas waktu penarikan 2014.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Lebih dari $ 8 miliar dana tahunan untuk pasukan keamanan Afghanistan dan bantuan pembangunan yang dipertaruhkan AS. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan