Kashmir: Enam Warga Sipil Terluka Akibat Penembakan di Perbatasan

Islamabad, MINA – pada Sabtu (11/4) menuduh pasukan melakukan beberapa penembakan  di lokasi-lokasi dekat perbatasan (Line of Control -LoC) sehingga melukai enam warga sipil Kashmir termasuk dua perempuan.

LoC, perbatasan de facto, membagi lembah Kashmir yang disengketakan antara Pakistan dan India.

“Tentara India melancarkan tembakan tanpa alasan di Sektor Nikial yang dengan sengaja menargetkan penduduk sipil, sehingga tentara Pakistan balas menembak untuk menghentikan,” kata Mayor Jenderal Babar Iftikhar, Juru Bicara Militer Pakistan.

“Selama 24 jam terakhir enam warga sipil di desa Mohra, termasuk dua perempuan, terluka oleh “tembakan sembarangan” oleh India,” tambahnya.

Raja Farooq Haider, Perdana Menteri Kashmir yang dikelola Pakistan, juga dikenal sebagai Azad Jammu dan Kashmir, juga memposting video di Twitter tentang kerusakan pada bangunan-bangunan milik penduduk.

Haider menuduh pasukan India “lebih fokus melakukan pelanggaran gencatan senjata” daripada memerangi pandemi virus corona.

Tetapi Kolonel Rajesh Kalia, seorang Juru Bicara Tentara India di wilayah Kashmir yang dikuasai India, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pasukan Pakistan telah melanggar perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani tahun 2003 dengan menembaki posisi-posisi India di daerah Keran di distrik Kupwara.

“Pasukan kami kali ini membalas secara efektif dan kuat. Penargetan tepat pada area gudang senjata, pangkalan teroris dan gudang  amunisi. Kerusakan parah di pihak musuh,” katanya.

Ketegangan hubungan antara kedua saingan nuklir Asia Selatan itu berkobar kembali setelah India membatalkan ketentuan khusus negara bagian Jammu dan Kashmir Agustus lalu.

India dan Pakistan sama-sama menguasai beberapa bagan Jammu dan Kashmir, dan diklaim oleh keduanya secara penuh. Sepotong kecil juga dipegang oleh Cina.

Sejak India dan Pakistan masing-masing menjadi negara merdeka sendiri  pada tahun 1947, kedua negara telah berperang empat kali, yakni pada tahun 1948, 1965, 1971, dan 1999, tiga diantaranya terjadi di Kashmir.

Beberapa kelompok Kashmir di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan pemerintahan India untuk kemerdekaan, atau penyatuan dengan negara tetangga Pakistan.

Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang telah terbunuh dalam konflik di wilayah tersebut sejak 1989. (T/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.