Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Sentimen populer di Kashmir terhadap pemerintah India tidak bisa diabaikan hanya karena tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah.
Dengan tidak adanya forum politik yang sah bagi masyarakat Kashmir, khususnya komunitas Muslim, sentimen seperti ini rawan menimbulkan kerusuhan yang pada akhirnya situasi memunculkan martir seperti seorang Burhan Wani.
Burhan Wani yang dibunuh oleh pasukan keamanan India telah memicu protes di Kashmir dan menimbulkan kerusuhan yang luas terhitung sejak 8 Juli 2016.
Baca Juga: Lisanmu Adalah Cerminan Iman, Jangan Biarkan Kata-Kata Melukai..!
Saat ini, Kashmir telah berada di bawah kuncian keamanan dan jam malam.
Protes yang terjadi adalah yang terbesar terhadap kekuasaan India dalam beberapa tahun terakhir.
Puluhan ribu orang telah menentang berlakunya jam malam dan berpartisipasi dalam protes jalanan, mengakibatkan sering terjadi bentrokan antara warga yang melempar batu dengan pasukan pemerintah India yang menembakkan peluru tajam dan gas air mata.
Pasukan pemerintah India telah menangkap lebih dari seribu pengunjuk rasa di Kashmir selama dua pekan terakhir.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-18] Tentang Taqwa
Semangat Palestina di Kashmir
Seringkali, gerakan protes warga Muslim Kashmir adalah wujud keputusasaan tanpa sedikit pun ada kesempatan untuk berhasil, sehingga protes mengalir dalam siklus kekerasan dan kemarahan sebagai cara mempengaruhi para politisi pengambil kebijakan di pemerintahan pusat India.
Hasilnya adalah lebih banyak kekerasan yang tercipta antara pasukan bersenjata India dan aktivis muda yang menjadi semakin militan dari waktu ke waktu.
Bagi Muslim Kashmir, India adalah penjajah. Tidak mengherankan jika generasi muda pelempar batu muncul di Kashmir yang terinspirasi oleh rekan-rekan Palestina mereka. Bahkan mereka menyebut gelombang baru protes itu sebagai “Intifada”.
Baca Juga: Mahsyar dan Mansyar: Refleksi tentang Kehidupan Abadi
Kesamaan lain antara situasi di Palestina dan Kashmir adalah kekacauan yang diciptakan oleh kepergian penjajah Barat.
Dalam menyusun peta untuk pembagian benua India pada tahun 1947, Inggris melihat Kashmir sepenuhnya melalui kacamata sejarah.
Raja Sikh, Maharaja Ranjit Singh, telah menaklukkan Kashmir pada awal abad ke-19 dan Inggris merampasnya dari para penerusnya.
Namun, menurut Farida Rizwan, kontributor media India TopYaps, salah satu fakta adalah Jammu dan Kashmir tidak pernah berada di bawah kekuasaan Inggris secara langsung selama penjajahan negara itu di anak benua India. Keduanya berada di bawah kekuasaan Maharaja Hari Singh hingga raja Hindu itu menghancurkan orang Kashmir dengan mengumumkan aksesi ke India di bawah sebuah dokumen kontroversial, Instrumen Aksesi.
Baca Juga: Sujud dan Mendekatlah
“Surga” yang Diperebutkan
Krisis Kashmir yang panjang dan berlarut hingga kini ternyata cukup kompleks dan rumit.
Dalam sejarah panjangnya, Kashmir sudah sering kali diperebutkan oleh negara-negara lain. Selain saat ini diperebutkan oleh India dan Pakistan yang memiliki catatan sejarah tersendiri, Kashmir juga pernah diperebutkan oleh Inggris dan Rusia di awal abad ke-19.
Di satu sisi, Kashmir ingin berdiri sendiri sebagai sebuah negara merdeka, terlepas dari India maupun Pakistan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-17] Berbuat Baik pada Segala Sesuatu
Konflik Kashmir dan saling klaim kepemilikan antara India dan Pakistan terus terpelihara hingga saat ini. Hal itu terjadi karena Kashmir sangat penting bagi kedua negara.
Bagi Pakistan, Kashmir adalah sumber kehidupan. Dalam bahasa Sansekerta, Kashmir berarti “Surga Dunia”.
Negeri ini memiliki tanah yang subur dan indah. Ada tiga sungai di Pakistan yang berhulu di Kashmir, yakni sungai Indus, Jhelem, dan Cemab yang mengairi sekitar 19 juta acre tanah di Pakistan.
Hal lainnya yang dijadikan referensi oleh Pakistan adalah faktor agama. Kashmir yang berpenduduk mayoritas Muslim dianggap lebih “pantas” bergabung dengan Pakistan yang juga berpenduduk mayoritas Muslim dibanding India yang berpenduduk mayoritas Hindu.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-16] Jangan Marah
Pakistan juga tertarik untuk menguasai Kashmir karena secara geografi dan topografi, daerah lembah Kashmir sangat ideal untuk dijadikan benteng pertahanan, karena Kashmir dikelilingi oleh barisan pegunungan termasuk Himalaya.
Sementara bagi India, Kashmir adalah permata yang harus dlilindungi dan India tidak ingin permata itu direbut atau jatuh ke tangan siapa pun, apalagi sampai berdiri sendiri sebagai sebuah negara. Sebab, Kashmir itu sangat indah. Bagi India, Kashmir adalah sumber pundi-pundi penghasil devisa negara. Dengan penduduk India yang jumlahnya miliaran, tentunya mereka membutuhkan sumber dana untuk “menghidupi” rakyatnya.
Keindahan Kashmir adalah sumber penghasilan bagi India. Sebuah sumber menyebutkan bahwa devisa yang bisa dihasilkan dari keindahan alam Kashmir setiap tahunnya adalah USD 400 juta.
Kashmir indah karena dikelilingi pegunungan Himalaya dengan Danau Dal yang sangat indah dan menjadi primadona para turis. Begitu juga dengan kota Pahalgam dan Gulmarg yang sering “dijual” oleh pemerintah India melalui tayangan film-film Bollywood. Jika melihat film-film India yang berlatar belakang hamparan bunga-bunga mekar berwarna warni, atau melihat shakh Rukh Khan berlari-berlari di padang rumput berlatar belakang puncak-puncak gunung bersalju, itu mereka syuting di Kashmir.
Baca Juga: Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya
Vale of Kashmir atau Lembah Kashmir dikenal sebagai suatu tempat yang paling indah dan spektakuler di dunia. Sebuah “surga dunia” di Asia Selatan. Wilayah yang rendah dan sangat subur ini dikelilingi oleh gunung yang luar biasa dan dialiri oleh banyak aliran dari lembah-lembah.
Ingin Merdeka
Wilayah Kashmir secara umum saat ini dikuasai atau disengketakan oleh tiga negara, yakni Pakistan mengontrol barat laut, India mengontrol tengah dan bagian selatan Jammu dan Kashmir, dan Cina menguasai timur laut (Aksai Chin).
Meskipun wilayah ini dalam prakteknya diatur oleh ketiga negara tersebut, India tidak pernah mengakui secara resmi wilayah yang diakui oleh Pakistan dan Cina. Demikian juga Pakistan memandang seluruh wilayah Kashmir sebagai wilayah yang dipertentangkan, dan tidak menganggap klaim India atas wilayah ini.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-15] Berkata yang Baik, Memuliakan Tamu, dan Tetangga
Sebuah pilihan yang disukai banyak orang Kashmir adalah kemerdekaan, tapi baik Pakistan dan India menentang hal ini.
Luas wilayah keseluruhan Kashmir adalah 85.700 mil (88.700 mil menurut Inggris), yang 51 % masuk ke wilayah atau daerah jajahan India, 33 % dalam pengawasan pemerintah Pakistan, 11 % dalam pengawasan Cina, dan hanya 5 % yang merdeka , yakni wilayah Azad Kashmir.
Sementara itu, data penduduk Kashmir adalah 13 juta (15 juta menurut Belanda), 8,3 juta di India-wilayah Pendudukan Kashmir, 2,2 juta di Azad Kashmir, 1 juta di Pakistan-Kashmir yang diawasi Pakistan, 1,5 juta mengungsi di Pakistan, 0,4 juta komunitas ekspatriat (0,3 juta menurut Inggris).
Bahasa yang digunakan di Kashmir adalah bahasa Urdu di beberapa daerah, sedikit yang berbahasa Inggris. Sementara populasi Muslim di Kashmir paling banyak, yakni sekitar 80% Muslim, 16% Hindu, 4% Sikh, Budha, Kristen dan lain-lain menempati jumlah minoritas.
Baca Juga: Masih Adakah yang Membela Kejahatan Netanyahu?
Status Kashmir sendiri sejak tahun 1947 adalah jajahan militer India. Karena sejak tahun 1947 tersebut sekitar 51% wilayah Kashmir telah diserobot India dengan agresi liar dan kekuatan militer.
Pemerintahan India telah menduduki paksa negeri ini, sejak 27 Oktober 1947 yang berbasis pada kecurangan Maharaja Hari Singh, pemerintahan outokrasi yang berkuasa saat itu. Sebelumnya, sejak abad 16 diperintah oleh Moghulis, Afghan, Sikh, dan Inggris. (P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Catatan 47 Tahun Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina