Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus Keracunan MBG Kembali Terulang di Lampung dan Jawa Timur

Widi Kusnadi Editor : Bahron Ans. - 22 detik yang lalu

23 detik yang lalu

0 Views

Keracunan massal di sekolah akibat Makan Bergizi Gratis (MBG). [Foto: Antara]

Lampung Utara, MINA — Dugaan keracunan akibat Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali menimpa pelajar di beberapa daerah di Indonesia. Kali ini, peristiwa terjadi di SMA Negeri 4 Kotabumi, Lampung Utara, Lampung. Kasus ini menambah daftar panjang insiden keracunan MBG yang sebelumnya juga menimpa siswa SD, SMP, dan SMA di wilayah Lampung.

Polda Lampung membenarkan kejadian ini dan menyampaikan bahwa kasus tengah ditangani Polres Lampung Utara, dengan proses pemeriksaan yang melibatkan uji laboratorium, pengambilan sampel makanan, serta pemeriksaan saksi dan pihak sekolah. Para siswa yang terdampak mengeluhkan gejala seperti sakit perut, mual, dan pusing setelah mengonsumsi menu MBG yang disediakan.

Tak hanya di Lampung, insiden serupa juga terjadi di SMK Negeri 1 Sine, Ngawi, Jawa Timur. Puluhan siswa dilarikan ke Puskesmas setempat akibat keluhan serupa.

Menurut Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 Sine, Anang, kondisi siswa sebelumnya normal secara fisik, termasuk saat mengikuti upacara. Menu MBG yang diberikan berupa daging dan capcay berisi bakso, dan pihak kepolisian bersama Dinas Kesehatan masih melakukan pemeriksaan sampel makanan untuk memastikan penyebab keracunan.

Baca Juga: Gempa M 6,5 Guncang Sumenep Madura

“Tadi malam sudah terasa, tetapi secara fisik normal karena tadi juga sempat upacara, tidak ada anak yang pingsan atau capek karena panas,” ungkap Anang.

Sebelumnya, Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menanggapi insiden serupa dengan rasa sedih mendalam. Nanik menangis saat menyampaikan permintaan maaf atas kejadian keracunan yang menimpa anak-anak.

“Kami mohon maaf, saya seorang ibu, melihat gambar anak keracunan di video sedih hati saya,” ujar Nanik, Jumat (26/9/2025).

Nanik menegaskan pihaknya akan bertanggung jawab penuh atas insiden ini, termasuk menanggung biaya perawatan anak-anak maupun orang tua yang ikut mengonsumsi makanan MBG. Ia menekankan bahwa kelalaian mitra penyedia makanan menjadi penyebab utama, karena 80 persen SOP (Standar Operasional Prosedur) tidak dijalankan.

Baca Juga: Menag Tinjau Pesantren Al Khoziny, Salurkan Bantuan Rp610 Juta

“Ke depan, saya tidak mau menoleransi kelalaian terkait hal ini. Sehingga, insiden keracunan tidak terjadi lagi,” tegasnya.

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) digagas untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak sekolah, khususnya di daerah dengan tingkat nutrisi rendah. Namun, implementasinya menghadapi tantangan teknis, termasuk kualitas bahan baku, proses pengolahan, dan distribusi makanan.

Sejumlah kasus keracunan MBG sebelumnya tercatat di beberapa sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah atas di Lampung. Kondisi ini menimbulkan perhatian serius dari Dinas Kesehatan, Kepolisian, dan Kementerian Pendidikan, karena menyangkut keamanan pangan di lingkungan sekolah.

Para ahli kesehatan menekankan pentingnya penerapan SOP yang ketat, pengawasan rutin, dan edukasi bagi penyedia makanan agar program bergizi ini berjalan aman dan bermanfaat bagi anak-anak. []

Baca Juga: Jakarta Masih Berkabut Polusi, Warga Diminta Waspada Udara Tidak Sehat

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
MINA Health
Indonesia
MINA Sport