Dubai, 26 Ramadhan 1436/13 Juli 2015 (MINA) – Kasus serangan binatang di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), meningkat sekitar 39% pada tahun lalu. Peningkatan itu beriringan dengan semakin melonjaknya tren mengadopsi binatang peliharaan bergigi tajam atau bercakar.
Korporasi Dubai untuk Pelayanan Ambulan mengungkapkan, total serangan mencapai 170 kasus pada 2014. Angka itu meningkat 39% dari 122 kasus pada 2013.
Direktur Pendukung Teknis Korporasi Dubai, Dokter Omar Al-Sakaf, mendesak agar masyarakat berhati-hati.
“Korban luka-luka yang ditangani paramedis meliputi gigitan anjing, kucing, tendangan kuda atau unta, selebihnya sengatan kalajengking dan gigitan binatang reptil lainnya,” kata Al-Sakaf seperti dilaporkan Gulf News, dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Menurut Al-Sakaf, pemelihara binatang perlu bertanggung jawab dan memperlakukan binatang secara baik. “Jika binatang jinak menyerang, itu merupakan cara mereka mengungkapkan rasa nyeri untuk memperingatkan bahwa Anda melukai mereka,” tandas Al-Sakaf.
Himbauan serupa juga berlaku bagi warga yang suka berkemah di padang pasir. Mereka perlu ekstra waspada mengingat binatang liar lebih galak. “Anda lebih baik membawa keperluan medis yang praktis seperti dalam bentuk krim,” ujarnya.
Dokter Chenjerai Sigauke dari Pusat Kesejahteraan Binatang Ras Al-Khaimah menambahkan, provokasi merupakan pemicu agresivitas binatang. “Jika binatang merasa terancam, mereka akan menyerang untuk bertahan atau untuk melindungi wilayah mereka,” pungkasnya. (T/P020/R05)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)