SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kawasan Baitul Maqdis, Tempat yang Dijadikan Sumpah oleh Allah

Ali Farkhan Tsani Editor : Rana Setiawan - Selasa, 2 Juli 2024 - 23:37 WIB

Selasa, 2 Juli 2024 - 23:37 WIB

18 Views

Kawasan Baitul Maqdis dan sekitarnya.(Foto: Aqsa Online)

Oleh Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berta MINA (Mi’raj News Agency)

Allah berfirman:

وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ (1) وَطُورِ سِينِينَ (2) وَهَٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ (3)

Artinya: “Demi At-Tiin dan demi Az-Zaitun, dan demi Bukit Sinai, dan demi kota (Mekkah) ini yang aman.” (Q.S. At-Tiin [95] : 1-3).

Baca Juga: Terkait Palestina, Barat Telah Kehilangan Kompas Moral

Dalam surat At-Tiin ini, Allah bersumpah dengan beberapa hal, yaitu dengan Tiin, Zaitun, Bukit Sinai dan Kota Mekkah.

Jika Allah  sudah bersumpah atas nama sesuatu makhluk-Nya, ini merupakan tanda-tanda dan bukti kemuliaan makhluk-Nya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu Fatawa menyatakan, bahwa sesungguhnya Allah bersumpah dengan makhluk-Nya, adalah dalil akan ketuhanan, ilmu, kekuasaan, keinginan, rahmat, hikmah, keagungan, dan izzah-Nya, terhadap makhluk-Nya.

Begitupun sumpah Allah pada Surat At-Tiin ini, menunjukkan bahwa Allah hendak memuliakan nama-nama tersebut untuk menjadi pelajaran berharga bagi orang yang mau menggunakan akalnya.

Baca Juga: Muslim di Negeri Tirai Besi, Rusia

Ulama tafsir menyatakan bahwa sumpah ini menyebutkan nama yang ada di Baitul Maqdis, Palestina. Seperti dikatakan Imam Qatadah yang mengatakan bahwa Tiin adalah nama bukit di Damaskus, Suriah, dan Zaitun adalah nama bukit di Baitul Maqdis, Palestina.

Ada juga mufassirin yang menyebutkan bahwa yang dimaksud demi Tiin dan Zaitun adalah nama dua buah yang sudah dikenal oleh orang Arab juga manusia secara umum, yaitu buah Tiin dan buah Zaitun.

Sebagian ulama mengaitkan, kalaupun yang dimaksud adalah tempat, maka konteksnya dengan menambah penafsirannya menjadi bukit atau tempat tumbuhnya kedua buah tersebut, yaitu di dataran Baitul Maqdis.

Adapun tempat lainnya yang dipakai sebagai sumpah Allah adalah Bukit Sinai yang terletak di kawasan Mesir (dulu merupakan Wilayah Syam) dan Kota Mekkah.

Baca Juga: Manajemen atau Pengelolaan, Bukan Hanya Perencanaan

Ibnu Katsir menjelaskan, inilah nama-nama tempat, yang di masing-masing tempat itu Allah telah membangkitkan Nabi-Nabi utusan-Nya, Rasul-Rasul yang terkemuka, mempunyai syariat yang besar.

Banyak ahli tafsir cenderung menyatakan bahwa kepentingan kedua buah-buahan itu sendirilah yang menyebabkan keduanya diambil jadi sumpah. Buah Tiin adalah buah yang lunak, dan lembut. Sementara Zaitun masyhur karena minyaknya. Dan kedua buah ini banyak sekali tumbuh di Palestina. Di dekat Al-Quds pun ada sebuah bukit yang bernama Bukit Zaitun, karena di sana memang banyak tumbuh pohon zaitun itu.

Ayat-ayat ini mengandung hikmah betapa besar manfaat yang dapat diperoleh dari buah Tiin dan buah Zaitun. Jauh sebelum manusia mengadakan penelitian tentang Tiin dan Zaitun, Allah telah memberi petunjuk lewat ayat ini. Sungguh Maha Besar Allah yang telah menciptakan semua yang ada di bumi ini tanpa ada yang sia-sia.

Dalam konteks perjuangan bangsa Palestina disebutkan bahwa pohon Zaitun bagi warga Palestina merupakan simbol perjuangan rakyat Palestina. Maka, selama masih ada pohon zaitun, yang merupakan perwujudan Surat At-Tiin dalam Al-Quran, selama itu pula perjuangan Palestina terus berlangsung.

Baca Juga: Memberantas Judi Online di Masyarakat

Begitu takutnya dengan kekuatan semangat Zaitun, sampai-sampai pasukan Zionis Yahudi berusaha menghabisi pohon-pohon Zaitun di wilayah Palestina, mulai dari membuldosernya, mencabut hingga ke akar-akarnya, mengguyur tanahnya dengan limbah beracun, hingga membakarnya.

Namun setiap kali dihabisi, setiap kali itu pula warga Palestina menanamnya kembali dengan semangat perjuangan mermuliakan Surat At-Tiin.

Sebagai salah satu tanda perjuangan melalui Pohon Zaitun itu pula, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sebagai wadah kesatuan umat Islam mengkampanyekan program wakaf produktif penanaman 1.000 pohon Zaitun yang diwakafkan untuk warga Gaza, Palestina, tahun 2020.

Pemilihan pohon Zaitun sebagai wakaf produktif adalah karena pohon tersebut merupakan pohon yang diberkahi dan disebutkan dalam Al-Quran.

Baca Juga: Kunci Sukses Dalam Membina Umat

Menurut para peneliti, perlu empat tahun pohon Zaitun dapat mempersembahkan buahnya, setelah itu ia tetap akan berbuah selama ribuan tahun.

Program ini dilatarbelakangi banyaknya pohon Zaitun yang dibakar, dicabut paksa, bahkan diberi racun pupuk kimia oleh otoritas pendudukan Israel.

Dari tinjauan ekonomi Pohon Zaitun juga dapat mengangkat perekonomian warga Palestina. Salah satu hasil dari pohon Zaitun adalah minyak Zaitun yang sangat bermanfaat baik untuk kesehatan maupun kecantikan.

Rasulullah juga menyebutkan beberapa keutamaan buah Zaitun di antaranya dapat diminum, dan dapat untuk memijat, dan Zaitun merupakan pohon suci dari surga (Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Baca Juga: 10 Kunci Meraih Sukses Menurut Petunjuk Al-Quran

Menurut Penulis Suriah, Sinan Hassan, Pohon Zaitun menempati ruang yang luas dalam hati nurani dan ingatan orang Palestina, karena pohon ini melampaui gagasan bukan hanya hasil panen dan memberikan penghasilan penting bagi keluarga setiap tahun. Namun juga menjadi simbol ketabahan dan perjuangan dalam menghadapi penjajahan.

Pasukan pendudukan Israel memberangus pohon Zaitun dan mencegah petani memanennya, karena ingin memutus hubungan orang-orang Palestina dengan tanah, sejarah, desa dan kota mereka, termasuk dengan pohon mereka, yaitu Zaitun.

Menurut catatan Kantor Urusan Kemanusiaan PBB tahun 2021, dalam lima tahun terakhir, pemukim Yahudi menebang sekitar 50.000 pohon milik warga Palestina, sebagian besar adalah pohon Zaitun.  Data lain menyebutkan, tentara pendudukan Zionis menghancurkan sekitar 5.711 pohon pohon zaitun di wilayah Palestina.

Selama musim panen, pasukan pendudukan juga mengeluarkan sekitar 100 perintah militer yang membatasi kebebasan bergerak warga Palestina di ladang mereka yang ditanami zaitun.

Baca Juga: Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024 Terbilang Sukses?

Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), pada tahun 2019, menetapkan tanggal 26 November setiap tahun sebagai Hari Pohon Zaitun Internasional.

Sumpah berikutnya di dalam Surat At-Tiin adalah “Dan demi kota (Mekah) ini yang aman”.

Ulama telah menyebutkan bahwasanya hikmah dikhususkannya beberapa tempat dengan sumpah Surat At-Tiin adalah merupakan tempat diutusnya Nabi-Nabi.

Tiin dan Zaitun maksud dari ayat ini adalah Kota Syam, yang di dalamnya terdapat Baitul Maqdis, dan merupakan tempat diutusnya Nabi Isa bin Maryam ‘Alaihissalam.

Baca Juga: Global Kurban, Bukti Cinta Umat Islam Indonesia untuk Dunia

Turshina, yaitu gunung yang diatasnya Allah berbicara kepada Musa ‘Alaihis Salam tanpa perantara Malaikat Jibril.

Baladil Amin, yakni Kota Makkah yang di utus kepadanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Sekaligus menunjukkan eratnya hubungan Nabi-Nabi dan tempat-tempat tersebut, yang tak terpisahkan. []

 

Baca Juga: Naik Turunnya Keuangan Syariah: Refleksi Ketidaksempurnaan Sistem

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda