Astana, MINA — Pemerintah Kazakhstan mengumumkan niatnya untuk bergabung dengan Abraham Accord, sebuah kesepakatan normalisasi dengan penjajah Zionis Israel.
Pernyataan tersebut resmi disampaikan menjelang pertemuan antara Presiden Kazakhstan Kassym‑Jomart Tokayev dengan pemimpin Amerika Serikat, sebagai bagian dari kerangka diplomasi baru di Asia Tengah.
Pemerintah Kazakhstan menyebut bahwa Abraham Accord adalah langkah “alami dan logis” dari arah kebijakan luar negerinya yang berbasis dialog dan stabilitas regional. Al-Jazeera melaporkan.
Sejauh ini, Uzbekistan, Turkmenistan dan negara‑negara bekas Uni Soviet lain dalam wilayah Asia Tengah telah menjalin hubungan beragam dengan Israel, namun Kazakhstan menjadi salah satu negara pertama di kawasan yang secara terbuka menyatakan rencana untuk masuk ke dalam Abraham Accord.
Baca Juga: Pakistan Serang Afghanistan Saat Perundingan Dimulai di Istanbul
Meskipun keputusannya belum menjelaskan secara rinci bagaimana partisipasi Kazakhstan akan dilaksanakan, pengamat menilai bahwa langkah ini akan memperkuat kerjasama strategis antara Kazakhstan, AS, dan Israel, khususnya dalam bidang mineral, teknologi dan keamanan.
Namun demikian, langkah ini juga memicu berbagai reaksi, baik dari Rusia yang masih memiliki pengaruh di kawasan, maupun dari negara‑negara Muslim yang menuntut perhatian lebih besar terhadap isu Palestina dalam diplomasi global. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hezbollah Terbitkan Surat Terbuka Tegaskan Hak untuk Melawan
















Mina Indonesia
Mina Arabic