Beirut, MINA – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut, Lebanon, melaksanakan program pemberdayaan bagi pengungsi Suriah dan Palestina dengan menggelar pelatihan menjahit di kantor KBRI Beirut pada Selasa-Rabu, 10-11 April 2018.
Bantuan tersebut merupakan dana dari masyarakat Indonesia yang dikumpulkan melalui lembaga kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) yang pada Februari 2018 lalu melakukan kunjungan ke Lebanon untuk menyaluarkan bantuan itu.
Rombongan AWG dipimpin oleh Yakhsyallah Mansur menyerahkan sumbangan untuk para pengungsi Suriah dan Palestina di Libanon.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Dalam pelaksanaan kursus tersebut, para peserta dibekali dengan mesin jahit, penggaris, buku, meteran, jarum, alat tulis, kain (2,5 meter per orang), gunting, dan kapur jahit.
Kegiatan ini diikuti sepuluh orang peserta, terdiri dari satu pengungsi Suriah dan lainnya pengungsi Palestina. Panitia menghadirkan tim pemateri yg dipimpin Ira Puspita Dewi dari Indonesian Women Association, Beirut Lebanon.
Materi Kursus ini terdiri dari teknik mengukur badan, membuat pola dengan metode Bunka (Jepang), dan praktik menjahit, sebagaimana keterangan tertulis yg diterima MINA dari Nur Salim, kepala Bidang Politik KBRI Beirut.
Di akhir kursus Duta Besar Indonesia untuk Lebanon menyerahkan bantuan kepada peserta berupa masing-masing satu unit mesin jahit listrik portable dan seperangkat alat menjahit.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Selasa malam suami dari salah seorang peserta yang menerima sebuah mesin jahit secara simbolis mengatakan, istrinya sangat gembira sekali dengan acara pelatihan menjahit tersebut.
Duta Besar RI di Beirut, Achmad Chozin Chumaidy mendatangi langsung pelatihan. Para peserta menyampaikan rasa gembira dan terima kasih kepada Dubes Achmad Chozin.
Hari Rabu ini Dubes Achmad Chozin akan mendampingi pengusaha dari tanah air, Dato Sri Tahir yang sedang ke Lebanon untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Palestina dan bertemu dengan Menteri Negara Urusan Pengungsi-Lebanon, Mun’im Merehby.
Lebanon yang berpenduduk sekitar 4,5 juta orang sampai saat ini menerima pengungsi tak kurang dari 2 juta orang yang berasal dari Suriah dan Palestina.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Hubungan yang terjalin antara RI dan Lebanon di bidang politik di antaranya melalui partisipasi Indonesia sebagai troop contributing countries dalam UNIFIL sejak tahun 2006.
Saat ini terdapat sejumlah 1.296 personil pasukan perdamaian Kontingen Garuda yang bertugas di UNIFIL dan merupakan jumlah pasukan terbesar dibandingkan negara-negara yang lain.
Selain itu, dalam forum-forum multilateral hubungan antara RI dan Lebanon juga terjalin dengan baik melalui saling dukung dalam berbagai isu dan pencalonan RI dalam berbagai organisasi Internasional.
Al Aqsa Working Grup (AWG) merupakan lembaga kemanusiaan yang konsen dengan perjuangan pembebasan masjid Al-Aqsha. Lembaga ini berpusat di Pondok Pesantren Al-Fatah, Bogor dan memiliki cabang di beberapa daerah diantaranya Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur dan lainnya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
(L/R01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata