Damaskus, 21 Dzulhijjah 1437/23 September 2016 (MINA) – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah untuk pertama kalinya menggelar Pekan Film Indonesia di Gedung Kebudayaan Dar Al-Assad, Lattakia 21-23 September 2016.
Selama tiga hari berturut-turut, KBRI Damaskus bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Suriah memutarkan film Habibie-Ainun, 5 cm, dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.
Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto, pada pembukaan mengatakan, melalui seni film diharapkan akan mempererat hubungan Indonesia-Suriah di tingkat masyarakat (people-to-people), siaran pers KBRI Damaskus yang diterima Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency).
“Kita menyaksikan sebuah sejarah hubungan kedua negara sedang ditulis,” ujar Dubes Djoko di hadapan sekitar 200 orang yang hadir memenuhi teater utama Gedung Kebudayaan Lattakia.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Hari ini sebuah pagelaran film Indonesia pertama kali diselenggarakan di Suriah, dan Lattakia menjadi kota yang pertama,” lanjutnya.
Gubernur Provinsi Lattakia, Mayjen Ibrahim Khudur Al-Salim, dalam sambutannya menyatakan apresiasinya atas upaya KBRI Damaskus dalam mengeratkan hubungan kedua negara melalui promosi film Indonesia.
“Atas nama seluruh rakyat Lattakia, saya merasa tersanjung dan terhormat dengan dipilihnya Lattakia sebagai kota pertama diselenggarakannya Pekan Film Indonesia,” ujarnya.
Setelah acara pembukaan hari pertama, film Habibie-Ainun diputar. Film drama yang bercerita tentang kisah hidup BJ Habibie dan isterinya mendiang Hasri Ainun Habibie memukau para hadirin di Gedung Kebudayaan Lattakia sore itu.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Saya takjub betapa rasa cinta Presiden Habibie kepada isterinya sangat mendalam dan tulus,” ungkap Aber Al-Husaini (54), salah seorang pengunjung wanita paruh baya setelah menonton film Habibie-Ainun. “Itu mencerminkan sikap bangsa Indonesia yang menghormati kaum wanitanya.”
“Luar biasa! Saya baru tahu Indonesia adalah negara besar yang mampu membuat industri pesawat terbang,” Dania Sorim (16), pengunjung yang masih duduk di bangku SMA, menyampaikan kekagumannya setelah menonton hasil karya sutradara Faozan Rizal ini.
“Semoga ada Pekan Film Indonesia kedua, ketiga, dan seterusnya setiap tahun,” harapnya.
“Selama ini saya hanya tahu Bali saja,” kata Ahmad Slebi (25). “Namun hari ini saya tahu lebih banyak tentang Indonesia setelah menonton film Habibie-Ainun.”
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Ditambahkan oleh Pejabat Penerangan Sosbud KBRI Damaskus, AM. Sidqi, bahwa Pekan Film Indonesia akan digelar di tiga kota di Suriah, yaitu Lattakia 21-23 September 2016, Homs 28-30 September 2016, dan terakhir di Damaskus 5-7 Oktober 2016.
Tiga film tersebut dipilih karena dinilai dapat menyampaikan kehebatan, keindahan, dan ketinggian budaya bangsa Indonesia secara lembut melalui film. KBRI Damaskus telah mengantongi izin siar tertulis dari production house masing-masing film.
“Pekan Film Indonesia ini merupakan salah satu bentuk terobosan KBRI Damaskus dalam mempromosikan Indonesia di tengah krisis Suriah sejak 2011,” kata Sidqi.
“Di tengah krisis ini, orang Suriah haus akan hiburan. Makanya kami suguhkan film-film Indonesia terbaik kepada warga sambil menyelipkan pesan-pesan inspiratif, optimisme, dan perdamaian, serta promosi Indonesia yang langsung menyasar akar rumput Suriah,” ujarnya. (T/P4/P001)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)