Jakarta, 16 Syawal 1434/23 Agustus 2013 (MINA) – Dalam upaya perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) menyusul krisis internal Mesir yang terus berkelanjutan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo tengah menyiapkan upaya evakuasi jika situasi di negara itu semakin tidak aman.
KBRI Kairo sudah menyiapkan dua langkah pelaksanaan evakuasi WNI untuk alasan keamanan jika perkembangan di Mesir kurang baik.
“Tahap pertama, evakuasi WNI dari tempat yang kurang aman ke tempat yang lebih aman, masih di dalam lingkup negara Mesir. Sementara tahap kedua, evakuasi WNI keluar dari Mesir, dengan alternatif evakuasi ke negara terdekat yang aman atau ke Indonesia,” kata Kepala Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Kairo, Dahlia Kusuma Dewi dalam rilis resmi yang diterima MINA (Mi’raj News Agency), Jumat(23/8).
Menurutnya, pada kondisi evakuasi WNI tahap kedua akan dibuat penetapan skala prioritas WNI yang akan dievakuasi, dengan prioritas pertama adalah perempuan, anak-anak ,dan WNI dalam kondisi sakit parah/kebutuhan khusus.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Sejauh ini, pihak KBRI Kairo sedang mendata WNI di Mesir dan membuat prioritas tahapan WNI yang akan dievakuasi.
Mengenai kondisi politik dan keamanan Mesir, KBRI Kairo terus memantau kondisi WNI baik di Kairo maupun di kota-kota lainnya yang menjadi konsentrasi tempat tinggal WNI di wilayah-wilayah Mesir seperti di Alexandria, Tafahna, Zagazig, Tanta, Manshoura, Dimyat, Port Said, Hurghada dan Sharm El Sheikh, guna memastikan seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat.
Saat ini, diperkirakan ada 5.000 WNI yang tinggal di Mesir, selain ada yang bekerja sebagai professional di perusahaan-perusahaan setempat atau perusahaan investor asing di negara itu, WNI di Mesir ada yang juga menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) baik sektor domestik maupun menjadi tenaga terampil.
Selain itu, sekitar 2.600 diantaranya adalah mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir, utamanya di Universitas Al-Azhar, Kairo.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Sejauh ini, belum ada informasi mengenai keterlibatan WNI dalam gejolak politik di Mesir, baik yang mendukung pemerintahan militer maupun yang berada di belakang pendukung Presiden Mesir terguling Muhammad Mursi.
Sementara konflik antara pendukung pemerintahan militer dan pendukung Mursi belum ada tanda-tanda kondusif, meski sudah ribuan warga sipil menjadi korban.
KBRI Kairo juga terus menyiagakan petugas piket di Kantor Pusat Garden City dan Kantor Konsuler Nasr City dengan membuka saluran hotline pelayanan perlindungan WNI selama 24 jam serta menyiagakan kendaraan yang siap dimobilisasi setiap saat.
Jaga Keselamatan WNI
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak
Dalam pemantauan KBRI Cairo yang secara intensif mengikuti perkembangan politik dan keamanan Mesir dari waktu ke waktu, termasuk perkembangan diberlakukannya keadaan darurat nasional serta jam malam di Mesir.
Sebagaimana disampaikan melalui konferensi pers oleh Perdana Menteri (PM) Mesir Hazem El-Beblawi, Rabu (14/8), kondisi darurat nasional diberlakukan selama 30 hari terhitung mulai 14 Agustus 2013 di seluruh provinsi di Mesir dengan kebijakan pelarangan digelarnya aksi-aksi unjuk rasa demi pemulihan keamanan.
Dalam keadaan darurat nasional Mesir, KBRI Kairo menghimbau agar WNI di Mesir menjauhi pusat-pusat unjuk rasa.
Sementara jam malam diberlakukan pada pukul tujuh malam hingga enam pagi waktu setempat di 14 provinsi, terhitung mulai 14 Agustus 2013, yaitu di Kairo, Giza, Alexandria, Suez, Ismailia, Assiut, Sohag, Beni Suef, Minya, Beheira, Sinai Utara, Sinai Selatan, Fayoum and Qena.
Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina
Khusus untuk wilayah Sharm El Sheikh di Sinai Selatan, sebelumnya juga termasuk ke dalam daftar wilayah diberlakukannya jam malam, namun pada 15 Agustus 2013 telah dicabut, demi menjaga pariwisata Mesir.
Menurut KBRI Kairo, jam malam berarti bahwa tidak boleh ada warga yang tampak berlalu lalang di luar rumah pada kerangka waktu tersebut, demi keamanan.
“Hal ini perlu dipahami sebagai bagian dari upaya pemerintah Mesir dalam memulihkan keamanan dalam negeri,” tegas KBRI Kairo.
Oleh karena itu, KBRI Kairo meminta seluruh WNI untuk tidak melanggar peraturan jam malam selama masih diberlakukan oleh Pemerintah Mesir, demi keamanan dan keselamatan WNI, serta selalu membawa tanda pengenal/ kartu identitas diri apabila ingin bepergian ke luar rumah.
Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”
KBRI Kairo juga menghimbau media dalam mempublikasikan berita mengenai kondisi Mesir agar pemberitaan dapat bersifat faktual, berimbang dan menghindari unsur sensasional yang tidak berdasar, demi menjaga ketenangan umum dan keselamatan WNI di Mesir. (T/P02/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan WNI dari Suriah Tiba di Tanah Air