Moskow, MINA – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow mengajak pemuda Rusia untuk mengenal dan mencintai Indonesia.
Ajakan tersebut disampaikan oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Moskow yang juga Wakil Duta Besar Azis Nurwahyudi dalam pertemuan informal di taman KBRI Moskow pada Senin (7/9).
Pertemuan dihadiri oleh 46 orang generasi muda Rusia yang memiliki ketertarikan terhadap Indonesia.
Mereka mendalami seni budaya, termasuk bahasa Indonesia di KBRI Moskow.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Azis Nurwahyudi menyampaikan rasa senang bertemu dengan para sahabat Indonesia dan berkenalan langsung dengan sebagian dari mereka yang baru bergabung.
Dia mengatakan, tidak dapat mengundang banyak peserta pada pertemuan ini karena situasi pandemi Covid-19 dan pertemuan ini juga memperhatikan protokol kesehatan.
Menurut Azis, pertemuan ini sekaligus menandakan dimulainya kembali kegiatan pembelajaran kursus kelas bahasa Indonesia, kelas tari tradisional Indonesia, dan kelas gamelan di KBRI Moskow. Kegiatan juga memperhatikan protokol kesehatan.
“Kita siapkan tempat ruangan khusus untuk belajar bahasa Indonesia, tarian, dan gamelan. Ruang serba guna yang baru direnovasi tidak hanya dapat digunakan untuk latihan menari, tetapi juga untuk pertemuan, diskusi, atau pemutaran film,” katanya sebagaimana keterangan tertulis yang diterima MINA.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Azis juga mengatakan, tahun ini Indonesia dan Rusia memperingati 70 tahun hubungan diplomatik dan kegiatan ini menjadi bagian dari pelaksanaan kegiatan 70 tahun hubungan diplomatik tersebut.
Dia menambahkan, KBRI Moskow akan merancang kegiatan-kegiatan lainnya, seperti pertunjukan wayang kulit dan gamelan dalam waktu dekat di KBRI Moskow.
Azis Nurwahyudi berdialog interaktif dengan para peserta. Di antara mereka ada yang sudah cukup lama bergabung dalam kegiatan KBRI ini dan menyatakan sudah tidak sabar menantikan dimulainya kembali kegiatan kelas mereka.
“Saya merasa bahagia saat bermain gamelan dan saya merindukan kembali kelas gamelan,” kata Julie Ryzhaya yang sudah mahir bermain gamelan dan menyinden.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Julie bersama teman-temannya tidak dapat bermain gamelan sementara waktu karena situasi pandemi Covid-19.
Para peserta lainnya menyampaikan keinginan lebih luas lagi mengetahui budaya Indonesia.
Inga Gnedo mengusulkan adanya kelas seni kriya dan membatik.
Sementara itu, Vladislav Pavlov menginginkan adanya kelas pencak silat dan Danil Khryapin mengusulkan kelas khusus yang mengulas sejarah dan perkembangan hubungan Indonesia dengan Rusia.
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza
Terdapat juga peserta yang menginginkan adanya kelas pengenalan kuliner Indonesia.
Minister Counsellor Pensosbud KBRI Moskow, Adiguna Wijaya, yang hadir juga dalam pertemuan ini menyampaikan mencatat dan mempertimbangkan usulan para sahabat Indonesia.
Cuaca senja hari di Moskow yang cerah mendukung pertemuan di taman KBRI Moskow ini. Para peserta disuguhi hidangan kuliner Indonesia, yaitu soto ayam.
Pengajaran bahasa dan budaya Indonesia di KBRI Moskow sudah berlangsung cukup lama.
Baca Juga: Demonstrasi Meletus di Paris Protes Galang Dana Zionis
Saat puncak pandemi Covid-19, kegiatan tatap muka dihentikan sementara. Kelas bahasa dan tari sempat dilakukan dalam bentuk daring.
Para pengajar adalah staf KBRI Moskow. Bahasa Indonesia diajarkan oleh Felix. Gamelan diajarkan oleh Tri Koyo dan tari tradisional Indonesia diajarkan oleh Elisabeth Nurnilasari yang keduanya merupakan lulusan ISI Yogyakarta.
Para peserta gamelan dan tari bergabung dengan sanggar seni binaan KBRI Moskow, yaitu Gamelan Dadali dan Kirana Nusantara Dance.
Tim kesenian ini turut serta juga dalam mempromosikan budaya Indonesia yang dilakukan KBRI Moskow dan tampil dalam berbagai acara pentas budaya di berbagai kota di Rusia, bahkan hingga di Belarus juga.
Baca Juga: Ukraina Gempur Moskow dengan Drone
Warga Rusia ini mempelajari budaya Indonesia dengan penuh semangat. Mereka tidak mengenal lelah sepulang bekerja atau kuliah, dan di saat musim dingin bersalju sekalipun.
Para peserta sahabat Indonesia yang bergabung dalam kegiatan ini berasal dari berbagai kalangan.
Mereka tidak hanya mahasiswa, tetapi juga pekerja, seperti Linara Sabirova bekerja di maskapai Aeroflot, Nadezhda Ulumbekova adalah pemilik sekolah batik Moskow, Polina Popova bekerja di kantor berita Regnum, Julie Ryzhaya bekerja di Rosatom.
Ada juga yang bekerja di agen pariwisata yang memiliki hubungan kerja dengan Indonesia.(R/R1/P2)
Baca Juga: Setelah Aksi Hooliganisme Israel, Belanda Justru Larang Protes pro-Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)