POLISI-BULGARIA-300x191.jpg" alt="Keamanan Bulgaria menuding Muslim sebagai penghasut radikalisme. (Foto: File On Islam)" width="300" height="191" /> Keamanan Bulgaria menuding Muslim sebagai penghasut radikalisme. (Foto: File On Islam)
Sofia, Bulgaria, 4 Safar 1436/27 November 2014 (MINA) – Badan Keamanan Bulgaria telah melakukan razia besar-besaran terhadap masjid serta puluhan rumah warga Muslim.
Serangan aparat keamanan pada Selasa (25/11) itu, dengan dalih operasi terhadap “ekstremisme”, adalah tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, OnIslam.net yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (27/11).
“Sekitar 40 alamat telah dicari selama ini dan banyak potongan-potongan bukti yang disita,” kata Badan Negara untuk Keamanan Nasional dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Reuters.
Beberapa orang ditahan dalam operasi gabungan itu yang dilakukan oleh Kejaksaan, Badan Negara untuk Keamanan Nasional (SANS), dan Kementerian Dalam Negeri di Bulgaria Selatan.
Baca Juga: Warga Yunani Gelar Protes Tolak Kedatangan Kapal yang Bawa Turis Israel
Menurut Sofia News Agency, operasi adalah bagian dari penydikan terhadap “penyebaran ideologi anti-demokrasi, fasis atau lainnya”.
Buku dan komputer disita dalam operasi yang menargetkan kota-kota di selatan seperti Pazardzhik, Plovdiv, Smolyan, Haskovo dan Asenovgrad.
Imam Pazardzhik, Ahmed Mussa, merupakan salah satu tahanan yang dituduh terlibat dalam menghasut dan menyebarkan paham “anti-demokrasi” dan menyebarkan radikalisme sejak tahun 2003.
Baru-baru ini, ada banyak laporan dari Muslim Bulgaria yang sering menjadi sasaran karena iman mereka. Sentimen meningkat seiring peningkatan jumlah pengungsi dari Suriah yang datang ke Bulgaria.
Baca Juga: Krisis Wajib Militer Ukraina Sebabkan 100.000 Pemuda Melarikan Diri Dalam 2 Bulan
Menurut angka resmi, sebagian besar Muslim Bulgaria keturunan etnis Turki dari jangkauan Kekaisaran Ottoman ke Eropa, membuat jumlah ummat Islam sekarang lebih dari 12 persen dari 7,8 juta penduduk Bulgaria. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Aktivis Prancis Desak Macron Hentikan Kerja Sama Militer dengan Israel
















Mina Indonesia
Mina Arabic