Kahului, MINA – Kebakaran hutan hebat di Kota Lahaina, Hawaii, Amerika Serikat menewaskan 67 orang yang sebelumnya 55 orang dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan meratakan sebanyak 1.000 bangunan.
Gubernur Hawaii Josh Green mengatakan, kebakaran membakar sebagian besar Lahaina menjadi reruntuhan yang membara. Kebakaran ini juga disebut sebagai bencana alam terburuk dalam sejarah negara bagian itu, membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan meratakan sebanyak 1.000 bangunan, Jumat (11/8), Hawaii News Now melaporkan.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Indonesia Judha Nugraha menyampaikan bahwa hingga kini tidak ada laporan mengenai warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam kebakaran di Kota Lahaina, Hawaii, Amerika Serikat.
“Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban (kebakaran Hawaii),” kata Judha melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Jumat.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Judha mengatakan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan kelompok masyarakat Indonesia di Hawaii terkait peristiwa tersebut. Terdapat sekitar 600 WNI yang menetap di Hawaii, dan kebanyakan dari mereka bekerja di sektor pariwisata dan menjadi anak buah kapal (ABK).
Josh Green memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah signifikan saat petugas penyelamat menyisir rumah-rumah dan bangunan yang terbakar tanpa sisa.
“Saat kami tiba di ratusan rumah yang hangus oleh api kami khawatir menemukan jasad orang-orang yang tidak bisa menyelamatkan diri,” ucapnya.
Api yang bergerak cepat, dimulai pada Selasa, menyebar dari semak-semak di luar kota dan menghancurkan kota bersejarah Lahaina yang pernah menjadi ibu kota Kerajaan Hawaii.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Bencana itu adalah salah satu dari tiga kebakaran hutan besar di Maui, semuanya masih menyala, yang dipicu oleh kondisi kering, penumpukan bahan bakar, dan hembusan angin dengan kecepatan 100 kilometer per jam. Bahkan ketika petugas pemadam kebakaran terus memadamkan api yang lebih kecil dan tim pencarian dan penyelamatan hampir pasti belum menemukan semua korban tewas.
Beberapa lingkungan pemukiman hangus terbakar karena sisi barat pulau itu hampir terputus, dengan hanya satu jalan raya yang terbuka dan ribuan orang dievakuasi. Hal ini karena kehancuran yang meluas di Lahaina, pelabuhan dan daerah sekitarnya.
Video udara menunjukkan kepulan asap membumbung tinggi dari blok demi blok di Lahaina, tujuan wisata terbesar di Maui dan rumah bagi beberapa hotel besar. “Ini seperti sebuah daerah yang dibom. Ini seperti zona perang,” kata pilot helikopter Richard Olsten, menurut Hawaii News Now.
Dengan petugas pemadam kebakaran yang berjuang melawan tiga kebakaran besar, Maui bagian barat ditutup untuk semua orang kecuali pekerja darurat dan pengungsi. Sekitar 271 bangunan rusak atau hancur, Honolulu Star-Advertiser melaporkan, mengutip laporan resmi dari penerbangan yang dilakukan oleh U.S. Civil Air Patrol dan Pemadam Kebakaran Maui.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Kebakaran yang dimulai pada Selasa (8/8) malam itu juga menghanguskan sebagian wilayah Pulau Besar Hawaii. Negara bagian tersebut mengatakan bahwa ribuan hektar lahan terbakar.
Lebih dari 11.000 wisatawan dievakuasi dari Maui, kata Ed Sniffen dari Departemen Transportasi Hawaii pada hari Rabu. Meskipun sedikitnya 16 jalan telah ditutup, namun bandara Maui beroperasi penuh dan maskapai-maskapai penerbangan menurunkan tarif dan menawarkan keringanan untuk membawa orang-orang keluar dari pulau itu, kata Sniffen pada hari sebelumnya.
Pejabat Hawaii pada Kamis (10/8) mengatakan, jumlah korban diperkirakan akan meningkat, dan menimbulkan kehancuran di kota resor Lahaina yang akan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan miliaran dolar untuk dibangun Kembali.
“Masyarakat setempat telah kehilangan segalanya. Mereka telah kehilangan rumah mereka. Mereka kehilangan hewan-hewan mereka. Ini sangat menghancurkan,” kata Jimmy Tokioka, direktur Departemen Bisnis, Pembangunan Ekonomi dan Pariwisata negara bagian. (R/R8/P2)
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
MI’raj News Agency (MINA)