Athena, MINA – Berdasarkan laporan Sky News, Selasa (22/8). Kebakaran hutan di sekitar kota pelabuhan Alexandroupolis Yunani. Pihak berwenang Yunani menemukan 18 mayat hangus terbakar.
Juru pemadam kebakaran Yunani, Loannis Artopios, Senin (21/8) malam mengatakan, belum ada laporan tentang warga yang hilang, menambahkan jenazah yang ditemukan bisa jadi adalah imigran yang baru saja memasuki Yunani dari Turki, demikian keterangan yang dikutip MINA.
Tim Identifikasi Korban Bencana di negara tersebut telah dibentuk untuk mengidentifikasi jenazah, yang ditemukan di dekat sebuah gubuk di daerah Avanta.
Ratusan migran dari Timur Tengah dan Asia menggunakan sungai Evros, yang memisahkan Yunani dari Turki, untuk menyeberang ke Uni Eropa.
Baca Juga: Perintah Israel Tutupi Wajah Tentaranya di Medsos, Pengakuan Terselubung atas Kejahatan Perang
Kebakaran hutan di sekitar kota pelabuhan Alexandroupolis di Yunani berkobar tak terkendali untuk hari keempat, dengan ratusan petugas pemadam kebakaran berjuang untuk menahan api yang berkobar pada Sabtu (19/8) dan menyebar dengan cepat karena dipicu oleh angin kencang yang meniup asap di atas kota, saat langit malam berubah warna menjadi merah cerah.
Pejabat mengatakan 65 pasien di Rumah Sakit Universitas Alexandroupolis telah dipindahkan dari gedung pada Selasa pagi sebagai tindakan pencegahan ke kapal feri di pelabuhan. 14 orang lainnya diselamatkan oleh kapal penjaga pantai dari desa terdekat Makri.
“Dalam kondisi cuaca ekstrem, terutama akibat angin kencang, upaya besar telah dilakukan untuk mengatasi titik api yang terjadi secara bersamaan di banyak wilayah di negara ini,” kata juru bicara pemadam kebakaran Yunani, Ioannis Artopios, Senin (21/8) malam.
Yunani telah lama mengalami kebakaran hutan di musim panas. Namun para ilmuwan mengatakan kondisi panas dan kering yang memicu kebakaran telah diperburuk oleh perubahan iklim.
Baca Juga: Organisasi Kemanusiaan AS Desak Investigasi Kejahatan Israel di Gaza
Lebih dari 20.000 turis asing harus dievakuasi dari pulau liburan Rhodes pada bulan Juli lalu ketika kebakaran hutan terjadi selama seminggu, menghancurkan hotel dan resor. (R/R8/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Amnesty International: Gencatan Senjata Sangat Terlambat