Naypyidaw, 2 Rajab 1437/10 April 2016 (MINA) – Kebencian terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya di Myanmar yang menjadi budaya adalah hal utama yang harus ditangani dan dilenyapkan.
Hal ini yang disampaikan oleh Ketua Komisi Hak Asasi Manusia Islam di London, Massaoud Shadrajeh kepada Press Tv dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), menanggapi komentar menteri Myanmar urusan agama dan budaya yang menyudutkan Muslim di negaranya.
“Masalah ini tidak berbicara junta yang berprilaku buruk, sebenarnya budaya yang menjadi peraturan di Myanmar,” katanya sambil menambahkan bahwa keprihatinan tersebut, telah sampai ke PBB.
Shadrajeh bependapat, jika ini dibiarkan akan terus berlanjut dengan waktu yang tidak ditentukan. Telebih menteri agama dengan ofensif menghembuskan fanatisme tersebut.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Menurutnya masalah di negara dengan sebuatan “Tanah Emas” itu tidak dapat diselesaikan secara internal. “Ini perlu diatasi dengan tekanan dari pihak eksternal,” tegasnya.
Pihaknya menyarankan kepada pemerintahan Myanmar untuk memberikan identitas kepada etnis Muslim Rohingya agar menyatukan seluruh masyarakat yang ada di negaranya.
Pihaknya pun berjanji untuk terus melindungi Muslim Myanmar dan Rohingya secara internasional, karena secara nasional tidak ada harapan. “Kami tidak akan membiarkan ini terjadi,” tegasnya. (mie/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi