Kebiadaban Israel yang Tak Terhentikan (Prof. Sudarnoto AH, MUI Pusat)

Oleh: Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim,MA, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional

Bismillahirrohmanirrohim

Sehubungan dengan serangan aparat militer Israel terhadap jamaah di , pada malam-malam bulan suci ini, saya menyatakan kesedihan mendalam karena hak-hak beragama umat Islam telah dengan sangat gamblang dihinakan dan dihancurkan oleh pemerintah zionis Israel dengan sengaja.

Ini bukan kali pertama dilakukan, tapi sudah berkali-kali. Bulan suci Ramadhan di mana ummat Islam meningkatkan ibadah mereka di Masjidil Aqsha, telah dijadikan sebagai momentum dan alasan bagi Israel untuk melakukan pembatasan. Bahkan tindakan kekerasan terhadap kaum muslimin jamaah masjidil Aqsha.

Tindakan Israel ini tidak saja tidak terhormat, akan tetapi juga telah merusak prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) yang seharusnya dijunjung tinggi oleh siapa saja yang berakal sehat dan berbudi luhur.

Disamping itu, tindakan penyerbuan dan tindakan kekerasan ini jelas-jelas bertentangan dengan hukum internasional. Karena itu, saya mengecam keras atas semua tindakan yang tidak beradab dan tidak manusiawi ini.

Seluruh kejahatan Israel adalah eksponensial yang telah dilakukan sejak awal pertama kalinya tahun 1948 yang ditunjukkan di peristiwa Yaum al-Nakba hingga hari ini. Tujuan tunggalnya ialah menguasai seluruh tanah Palestina.

Israel sepertinya tidak akan berhenti melakukan aksinya dengan berbagai metode, hingga Palestina benar-benar dikuasai seluruhnya. Tidak ada satu kekuatanpun yang bisa menghentikan langkah-langkah Israel.

Sementara Benyamin Netanyahu nampak semakin mengalami tekanan berat karena terancam ambruk akibat problem politik internal. Ditambah lagi, normalisasi hubungan diplomatik antara Saudi Arabia dengan Iran yang difasilitasi oleh Cina merupakan ancaman serius bagi Israel. Apalagi peran dan pengaruh Amerika terasa semakin lemah.

Sikap brutal Israel hemat saya adalah kompensasi dari kegalauan, kejengkelan dan tekanan terhadap pemerintahan  Netanyahu. Secara moral sesungguhnya Israel sudah  mengalami kebangkrutan akut  yang ditunjukkan dengan kebrutalan tadi.

Terkait dengan itu semua, perlawanan terhadap Israel haruslah juga eksponensial dan  dilakukan oleh siapapun dan di manapun juga yang cinta damai.

Berbagai cara haruslah terus ditempuh, sehingga kebangkrutan Israel ini benar-benar bisa terwujud semakin sempurna, dan Palestina memperoleh kedaulatan dan kemerdekaannya.

Dalam soal ini, saya memandang bahwa  negara-negara yang selama ini telah melakukan normalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel, sebaiknya mulai bangkit melakukan tekanan terhadap Israel.

Iran, Turki, Indonesia, Malaysia dan Cina juga memiliki kekuatannya masing-masing untuk menekan Israel.

Apalagi jika semua tekanan ini dilakukan secara bersama-sama, antara lain juga dalam rangka mempengaruhi dan meyakinkan Amerika Serikat, agar melakukan langkah yang lebih empatik dan progresif untuk menghentikan terorisme Israel. Wallahu a’lam. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.