Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kecaman Terhadap Aksi Provokatif Ben-Gvir ke Al-Aqsa

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 30 Juli 2023 - 09:24 WIB

Ahad, 30 Juli 2023 - 09:24 WIB

4 Views

Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency), Duta Al-Quds Internasional

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir kembali melakukan aksi provokatif dengan menyerbu kawasan Masjid Al-Aqsa di Kota Al-Quds (Yerusalem) pada Kamis pagi, 27 Juli 2023.

Aksi Ben-Gvir diikuti oleh kelompok ekstremis Yahudi, dan dalam perlindungan pasukan keamanan besar Israel.

Ini adalah ketiga kalinya politisi ekstremis Israel itu menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa, sejak ia bergabung dengan pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada awal 2023.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Ben-Gvir dalam kawalan pasukan pendudukan, memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa dengan alasan memantau warga Yahudi yang sedang menjalani ritual puasa Hari Duka Tisha B’Av. Sebuah ritual orang-orang Yahudi berpuasa menjelang matahari terbenam, dan berlangsung selama 25 jam, sampai matahari terbenam pada hari berikutnya.

Sontak saja, aksi provokatif itu menuai kecaman dan reaksi dari Palestina, negeri-negeri Muslim, umat Islam dunia. Bahkan termasuk pejabat Inggris dan Amerika Serikat.

Juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh, menggambarkan langkah ini sebagai “serangan terang-terangan terhadap Masjid Al-Aqsa, yang memiliki dampak serius.”

Abu Rudeina berkata, “Upaya Ben-Gvir dan para ekstremis sejenisnya untuk mengubah status quo di Masjidil Aqsa dikutuk dan ditolak, dan akan gagal.”

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Gerakan Perlawanan Islam Hamas memperingatkan kunjungan itu telah melewati ‘garis merah’ (red line).

“Pendudukan Israel memikul tanggung jawab atas serangan biadab menterinya dan kawanan pemukim,” tulis kelompok itu di Telegram.

Seperti biasanya, gerakan perlawanan berbasis di Jalur Gaza ini langsung menanggapi serbuan ekstrimis Yahudi itu dengan menembakkan roket-roket ke pos pemukiman ilegal Israel di dekat kota Jenin, Tepi Barat utara yang diduduki.

“Pejuang kami mampu menyerang pemukiman Yahudi dengan roket al-Qassam 1, sebagai tanggapan atas pendudukan Israel dan agresi pemukimnya di Masjid Al-Aqsa,” kata batalion tersebut dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Middle East Monitor (MEMO), Sabtu (29/7/2023).

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Negara tetangganya, Yordania, melalui Kementerian Luar Negerinya memperingatkan sikap pejabat Israel itu sebagai pelanggaran status quo atas kompleks Masjid Al-Aqsa.Aksi itu juga akan mengancam situasi meningkat menjadi gelombang kekerasan.

Yordania yang menjalin hubungan diplomatik secara resmi dengan Israel sejak 1994 menyatakan, “Sikap menteri Israel menyerbu masjid suci Masjid Al-Aqsa dan melanggar kesuciannya dan praktik-praktik para ekstremis merupakan aksi provokasi dan pelanggaran hukum internasional,” kata juru bicara Kemlu Yordania, Sinan Al-Majli.

Kerajaan Yordania merupakan perwalian atas situs suci umat Muslim di Yerusalem sejak tahun 1924.

Mesir yang juga menjalin hubungan diplomatik secara penuh dengan Israel sejak 26 Februari 1980, ikut bersuara keras.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Kementerian Luar Negeri Mesir ikut bersuara, dengan menyatakan serbuan pejabat Israel berturut-turut ke Masjid Al-Aqsa dan upaya untuk membaginya secara temporal dan spasial, tidak akan mempengaruhi status quo hukum dan sejarahnya.

“Masjid Al-Aqsa adalah murni wakaf dan tempat Islam, ibadah bagi umat Islam”, pernyataan tegas Kemenlu Mesir.

Mesir meminta otoritas Israel untuk segera menghentikan tindakan provokatif dan eskalasi ini, yang hanya akan memicu sentimen yang memanas dan memicu ketegangan yang ada di wilayah pendudukan.

Arab Saudi pun menyatakan kecaman atas tindakan tersebut, dan menggambarkannya sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap semua norma dan perjanjian internasional dan provokasi terhadap perasaan umat Islam, serta menyalahkan pasukan pendudukan Israel atas tindakan tersebut.”

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Sementara, Qatar dan Kuwait mengatakan keduanya menganggap ini sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan Perwalian Hashemite atas tempat-tempat suci di Yerusalem yang diduduki.

Qatar menekankan, upaya untuk merugikan status agama dan sejarah Masjidil Aqsa tidak hanya merupakan serangan terhadap Palestina, tetapi juga terhadap jutaan Muslim di seluruh dunia.

Tak terkecuali, Kesultanan Oman pun ikut mengungkapkan kecamannya terhadap Israel yang memungkinkan Ben-Gvir menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan pasukan pendudukan.

Pernyataan Oman meminta masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya mengamankan hak-hak sah rakyat Palestina, mengakhiri pendudukan, dan mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Atas aksi Ben-Gvir itu, Bahrain yang sudah menjalin normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel tahun 2020,  terpaksa menunda kunjungan Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen, ke Manama, akhir Juli 2023 ini. Kunjungan Cohen ke Bahrain ditunda hingga September mendatang.

Maroko, negara keempat yang menjalin normalisasi dengan Israel tahun 2020, setelah Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Sudan, ikut mengecam pejabat Israel dalam serbuan ke Masjidil Aqsa dan halamannya dengan partisipasi beberapa ekstremis.

Tak terkecuali, negara-negara pendukung kuat Palestina seperti Malaysia, Turki dan Indonesia, turut mengecam aksi provokatif Ben-Gvir trhadap kesucian Masjid Al-Aqsa.

“Hentikan segala tindakan yang semakin memperkeruh kondisi keamanan di kawasan,” kata Kementerian Luar Negeri RI seperti dikutip dari  pernyataannya di Twitter @Kemlu_RI, Sabtu, 29 Juli 2023.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Sikap Barat dan PBB

Sementara itu, negara Barat, seperti Inggris menyatakan keprihatinannya setelah kunjungan provokatif menteri Israel ke Masjidil Aqsa di Yerusalem yang diduduki.

Inggris menegaskan dukungannya terhadap status quo bersejarah di tempat suci tersebut.

“Kami juga prihatin dengan kunjungan provokatif dan bahasa yang menghasut yang digunakan oleh menteri Israel di Haram al-Sharif (Al-Qdus),” kata Konsulat Inggris di Yerusalem dalam sebuah tweet.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Senada dengan itu, Amerika Serikat juga menyatakan keprihatinannya tentang kunjungan provokatif Ben-Gvir tersebut.

“Kami benar-benar prihatin dengan kunjungan hari ini ke Haram al-Sharif di Yerusalem,” kata Wakil Juru Bicara Utama Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel.

“Kami menggarisbawahi peran khusus Yordania di tempat-tempat suci Muslim di Yerusalem.  Setiap tindakan atau retorika sepihak yang menyimpang atau membahayakan status quo sama sekali tidak dapat diterima,” ,” tambah Patel.

Adapun juru bicara PBB dalam pernyataannya menyerukan kepada semua pemimpin untuk menghindari apa pun yang akan membuat situasi tegang semakin buruk, yang akan meningkatkan ketegangan yang dapat memperburuk situasi, serta mengingatkan kepada semua pihak untuk menghormati status quo tempat-tempat suci.

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Fokus ke Al-Aqsa

Aksi provokatif Menteri Keamanan Israel Itamar Ben-Gvir yang memimpin penyerbuan ke Masjid Al Aqsa, satu sisi menunjukkan arogansi pendudukan Israel. Namun sisi lain justru membangkitkan semangat persatuan dan menantang kekuatan umat Islam sedunia. Hal ini seperti dinyatakan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang berbasis di Indonesia, dalam pernyataannya, Sabtu, 29 Juli 2023.

Pernyataan yang disampaikan Syakuri, selaku Amir Ukhuwwah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mengatakan, aksi provokatif ini jelas-jelas menantang kekuatan Muslimin seluruh dunia.

“Negeri-negeri Muslim tidak cukup hanya mengutuk tapi harus ada aksi nyata baik lewat OKI dan PBB dengan mengadakan sidang darurat, boikot produk Israel, pemutusan hubungan diplomatik dan segala yang berhubungan dengan penjajah Israel,” ujar Syakuri.

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

“Umat Islam harus terus tetap menjaga kesucian kiblat pertama dan tempat Rasulullah mi’raj serta memfokuskan perhatian kembalinya Masjidil Aqsa ke pangkuan Muslimin,” tambahnya.

Menurutnya hal ini jelas tidak bisa dibiarkan karena merupakan ancaman nyata bagi keamanan Masjid Al Aqsa, warga Palestina, dan ketentraman umat Islam seluruh dunia.

Reaksi itu semua menunjukkan masih adanya rasa persatuan di kalangan umat Islam dan negeri-negeri berpenduduk mayoritas Muslim, menghadapi isu sentral Masjid Al-Aqsa.

Dengan demikian, seluruh potensi kekuatan umat Islam sedunia mesti lebih fokus lagi pada pembelaan dan pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina dari belenggu penjajahan zionis Israel. Allahu Akbar ! Al-Aqsa Haqquna !! (A/RS2/P2)

Mi’raj Newsw Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Palestina
Kolom