Kedatangan Trump Disambut Unjuk Rasa di Manila

NY Times

Manila, MINA – Polisi antihuru-hara menggunakan kanon air untuk mencegah ratusan pemrotes mencapai kedutaan besar AS di Manila, Ahad (12/11), hanya beberapa jam sebelum kedatangan Presiden di untuk menghadiri pertemuan puncak regional.

Dengan membawa plakat yang bertuliskan “Dump Trump” dan “Down with US Imperialism”, pengunjuk rasa sayap kiri dihalau oleh polisi dengan yang melengkapai diri dengan perisai dan pentungan dan kemudian disiram dengan semburan air dari mesin pemadam kebakaran.

“Trump adalah CEO pemerintah imperialis AS,” kata seorang mahasiswa berusia 18 tahun, Alexis Danday seperti dikutip Straits Times.

“Kami tahu dia ada di sini untuk mendorong perjanjian yang tidak adil antara Filipina dan AS,” ia menambahkan.

Trump diperkirakan tiba di Filipina sekitar pukul 17.00 untuk bertemu dengan para pemimpin dan negara-negara Asia Timur lainnya, setelah menghadiri pertemuan puncak APEC di Vietnam.

Di Hanoi, Trump pada Ahad mengatakan dia siap untuk menengahi sengketa antara para pengklaim di . Empat negara anggota ASEAN dan Taiwan mempermasalahkan klaim Cina atas hampir sebagain besar jalur laut yang sibuk dengan arus perdagangan itu.

“Jika saya dapat membantu menengahi atau melakukan arbitrase, tolong beritahu saya,” kata Trump pada sebuah pertemuan dengan presiden Vietnam, Tran Dai Quang. “Saya adalah mediator dan arbitrator yang sangat baik,” ia mengklaim.

Pada bulan Agustus, ASEAN dan Cina mengadopsi kerangka negosiasi untuk kode etik di Laut Cina Selatan. Namun, di sisi para kritikus melihat hal itu sebagai taktik untuk mengulur upaya China mengkonsolidasikan kekuatannya.

Kerangka kerja tersebut berupaya memajukan Declaration of Counduct (DOC) of Parties in the South China Sea yang sebagian besar telah diabaikan oleh negara-negara yang memiliki klaim, khususnya Cina.

Cina telah membangun tujuh pulau buatan di perairan yang disengketakan tersebut, tiga di antaranya dilengkapi dengan landasan pacu, rudal permukaan-ke-udara, dan radar.

Kerangka kerja tersebut akan disahkan oleh Cina dan 10 negara ASEAN di Manila pada Senin (13/11), seorang diplomat dari salah satu negara blok regional mengatakan, Filipina akan menjadi pemberhentian terakhir Trump dalam sebuah lawatan maraton yang membawanya ke Jepang, Korea Selatan, Cina dan juga Vietnam.

Meskipun kebijakan proteksionis Trump, kunjungan tersebut harus memberikan kepastian bahwa Washington tetap berkomitmen pada kawasan yang dipandang Beijing sebagai wilayah strategisnya. (T/R11/P2)

 

Miraj News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Syauqi S

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.