Kedekatan Para Sahabat Rasulullah dengan Masjid Al-Aqsa

Oleh: Bahron Ansori, Wartawan MINA

Bicara tentang , maka tidak pernah lepas dari peran mulia Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wasallam. Merekalah para pendahulu yang orientasi hidupnya berjuang membebaskan Masjid Al-Aqsa.

Maka, untuk lebih memotivasi kaum Muslimin dalam perjuangannya membela kiblat pertama umat Islam itu dalam tulisan singkat ini akan mengangkat sahabat dan shahabiyah siapa saja yang pernah ke Masjid Al-Aqsa.

Ada begitu banyak literatur dan riwayat yang menjelaskan tentang perhatian para Sahabat terhadap Masjid Al-Aqsa; baik usaha mereka untuk bisa mengunjunginya, bertanya tentangnya dan bahkan menetap di sana.

Para sahabat yang pergi ke Masjid Al-Aqsa hingga menetap

Dua sahabat yang mulia Ubadah bin Shamit Radliyallahu Anhu dan Syaddad bin Aus Radliyallahu Anhu, hubungan mereka dengan Al-Aqsa sungguh masyhur. Makam mereka berdua sampai saat ini masih bisa dilihat di pemakaman gerbang Ar Rahmah yang berdempetan dengan Masjid Al-Aqsa pada sisi timur.

Ubadah bin Shamit Radliyallahu Anhu pernah menjadi pemimpin di Palestina, di mana beliau dan keluarganya menetap di Baitul Maqdis. Beliau menjadikan masjid Al-Aqsa sebagai tempat shalat dan mengajar, hingga Allah Subhanahu Wa Ta’ala mewafatkannya.

Adapun Syaddad bin Aus Radliyallahu Anhu, beliau menetap di Baitul Maqdis karena arahan Nabi SAW ketika suatu ketika beliau mengadu kepada Nabi SAW, “Duniaku telah menjadi sempit.” Maka Nabi SAW bersabda, “Duniamu tidaklah sempit, karena Syam dan Baitul Maqdis terbuka lebar. Maka engkau dan anakmu akan menjadi pemimpin di sana, insya Allah.” (HR. At Thabrani: Al Mu’jam Al Kabir)

Syaddad ra menetap di Baitul Maqdis dan masjidnya (masjid Al Aqsa) hingga Allah SWT wafatkannya di sana. Beliau juga memiliki banyak sekali keturunan di masjid Al Aqsa.

Dari kalangan sahabat bukan hanya Syaddad bin Aus ra saja yang didorong oleh Nabi SAW untuk menetap di Baitul Maqdis dan sekitar masjid Al Aqsa. Sahabat lain seperti Dzu Al Ashabi’ At Tamimi ra. Beliau mentaati Nabi SAW dan pindah serta hidup di sekitar masjid Al Aqsa.

Suatu hari ia pernah bercerita, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, jika setelahmu kami diuji dengan tempat tinggal, kemana engkau akan perintahkan kami (untuk menetap)?” Nabi SAW menjawab, “Hendaklah engkau pergi ke Baitul Maqdis. Mudah-mudahan ia bisa memberimu keturunan yang berkembang di masjid itu dan meramaikannya.” (HR. Imam Ahmad)

Adapun sahabat yang mulia, Abdullah bin Umar ra, dia memiliki kasus yang unik dengan masjid Al Aqsa. Ia terbiasa datang ke Baitul Maqdis dari Hijaz. Ia masuk dan shalat di masjid Al Aqsa yang diberkahi. Kemudian ia keluar dan tidak minum seteguk air pun selama ia berada di dalam masjid Al Aqsa.

Beliau melakukan itu karena teringat doa Nabi Sulaiman as yang terdapat dalam sebuah hadits, “Tatkala Nabi Sulaiman as selesai membangun Baitul Maqdis, dia meminta tiga hal kepada Allah SWT; agar Allah menganugerahinya hukum yang sesuai dengan hukum-Nya, agar Allah SWT memberinya kerajaan (kekuasaan) yang tidak akan pernah dimiliki oleh orang setelahnya, dan agar seseorang yang datang ke masjid Al Aqsa karena hanya ingin shalat dihapus dosa-dosanya laksana seperti bayi baru dilahirkan dari rahim ibunya. Adapun dua permintaan awal, maka Allah SWT kabulkan, dan aku berharap Allah SWT akan mengabulkan (permintaan ) yang ketiga.” (HR. Ahmad, Nasa’i dan Ibnu Majah)

Para sahabat yang pernah mengunjungi Masjid Al Aqsa

Para sahabat dan tabi’in hanya mengunjungi masjid Al Aqsa saja dan tidak mengunjungi tempat lain di sekitarnya, seperti daerah Biqa’, Al Khalil ataupun tempat lain. Karena niat meraka hanya untuk mengunjungi masjid Al Aqsa dan shalat di dalamnya. (Ibnu Taimiyah: Majmu’ Al Fatawa; 27-258)

Kitab-kitab sirah melimpah dengan kisah para sahabat yang memiliki ikatan kuat dengan masjid Al Aqsa. Hati dan jasad mereka begitu terpaut dengan masjid Al Aqsa. Sebut saja seperti; Abu Ubaidah bin Jarrah ra, Shafiyyah binti Huyay ra (salah satu istri Nabi SAW), Muadz bin Jabal ra, Bilal bin Rabah ra (muazzin Rasul SAW, yang menolak untuk azan sepeninggal Nabi SAW, kecuali setelah pembebasan Baitul Maqdis).

Lalu ada Iyadh bin Ghunm ra, Khalid bin Walid ra, Abu Dzar Al Ghifari ra, Abu Darda’ Uwaimir ra, Ubadah bin Shamit ra, Salman Al Farisi ra, Abu Mas’ud Al Anshari ra, Tamim Ad Dariy ra, Amru bin Ash ra, Abdullah bin Salam ra, Said bin Zaid ra, Syaddad bin Aus ra, Abu Hurairah ra, Abdulllah bin Amru bin Ash ra, Muawiyah bin Abi Sufyan ra, ‘Auf bin Malik ra, dan Abu Jum’ah Al Anshari ra.

Jika mengamati beberapa sumber sejarah, maka kita bisa mengetahui bahwa ada sembilan sahabat Nabi SAW yang dimakamkan di Baitul Maqdis, bersebelahan dengan masjid Al Aqsa, mereka adalah: Ubadah bin Shamit ra, Syaddad bin Aus ra, dan Dzu Al Ashabi’ At Tamimi ra. Dikatakan juga: Al Khaza’i ra, Watsilah bin Al Asqa’ bin Ka’ab bin Amir ra, Salamah bin Qays Al Hadhrami ra, Abu Abdullah Amru bin Ummu Haram Al Anshari ra, Syam’un bin Zaid bin Khanaqah ra, dan Abu Rihanah Al Azdi ra.

Para Shahabiyah Nabi SAW  juga peduli pada Masjid Al Aqsa

Bukan hanya para sahabat yang peduli dengan Masjid Al Aqsa, tapi juga para shahabiyah Nabi SAW yang peduli. Ada beberapa riwayat yang terkenal yang menjelaskan tentang para Shahabiyat terhadap masjid Al Aqsa. Di antaranya ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, dari Maimunah ra (salah satu pembantu Nabi SAW).

Ia bertanya kepada Nabi SAW, “Wahai Nabi Allah, beritahukan kami tentang Baitul Maqdis?” Nabi SAW bersabda, ‘(Baitul Maqdis) adalah tanah tempat dibangkitkan dan dikumpulkan (pada hari kiamat). Karena itu, handaklah kalian datang dan shalat di dalamnya karena shalat di dalamnya seperti shalat 1000 kali di tempat lain.’

Maimunah kemudian bertanya lagi, ‘Lalu bagaimana dengan orang yang tak kuasa untuk datang ke Baitul Maqdis?  Maka beliau saw menjawab, ‘Hendaklah ia memberikan minyak kepadanya sebagai penerang, karena siapa memberikan sesuatu kepadanya maka itu seperti shalat di dalamnya.’  (HR. Imam Ahmad)

Adapun Ummu Salamah ra (salah satu istri Nabi SAW), ia benar-benar mengetahui bagaimana Ummu Hakim binti Umayyah bin Al Akhnas ra menindaklanjuti tentang keutamaan masjid Al Aqsa. Ada hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah, “Siapa yang melakuan ihlal umroh atau haji dari masjid Al Aqsa, niscaya Allah SWT akan mengmpuni dosa-dosanya yang telah lalu.”  Yang meriwaytkan hadits ini menambahkan, “Maka Ummu Hakim, setelah mendengar hadits ini, pergi menuju Baitul Maqdis dan melakukan ihlal untuk unroh dari sana.” (HR. Imam Ahmad)

Sangat jelas bagi kita, banyak dari para sahabat senior dan sahabat lainnya yang sangat perhatian dengan Masjid Al Aqsa. Mereka bertanya semua hal yang berkaitan dengan Masjid Al Aqsa, bahkan sampai menetap di sana. Hal itu karena mereka sangat faham tentang kesucian Masjid Al Aqsa, pahala karena mengunjunginya dan keberkahan yang akan diperoleh karena menetap di sekitarnya, mengerjakan sesuatu demi membebaskan, mensucikan dan memakmurkannya dengan shalat dan majelis ilmu.

Sejatinya, pemahaman seperti yang difahami oleh para sahabat dan shahabiyah tentang Masjid Al Aqsa adalah pemahaman yang sudah seharusnya difahami juga oleh setiap muslim beserta anak keturunannya.

Dengan pemahaman yang benar dan utuh tentang Masjid Al Aqsa itulah yang akan menjadi modal sangat penting hari ini bagi setiap muslim dalam perjuangannya membebaskan dan mengembalikan Masjid mulia itu ke pangkuan kaum muslimin. Al Aqsa, haqquna.(A/RS3/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.