Jakarta, MINA – Kedutaan Besar Arab Saudi menggelar puncak Perayaan Hari Bahasa Arab Internasional di Auditorium Lembaga Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA) Jakarta, Senin (18/12).
Hari Bahasa Arab Sedunia diperingati setiap tanggal 18 Desember bertepatan dengan hari pada tahun 1973 ketika Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi bahasa Arab sebagai bahasa resmi keenam organisasi PBB.
Duta Besar Arab Saudi untuk Republik Indonesia Faisal bin Abdullah al-Amudi dan Mudir Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Islam Arab (LIPIA) Syaikh Dr. Walid Al-Othman memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut.
Perayaan hari bahasa Arab sendiri dihadiri sejumlah Duta Besar maupun perwakilan dari negara-negara Arab. Diantaranya Duta Besar Uni Emirat Arab, Duta Besar Bahrain, Duta Besar Suriah, Duta Besar Aljazair, Duta Besar Yaman, Duta Besar Palestina, Duta Besar Tunisia, dan Duta Besar Sudan.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Dalam sambutannya, Duta Besar Arab untuk Indonesia mengapresiasi positif peringatan hari Bahasa Arab. Menurutnya, peringatan ini sekaligus juga menandai kedekatan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah yang berbahasa Arab.
“Peringatan ini merupakan wujud bagaimana pemerintah Arab Saudi sangat memberikan dukungannya terhadap pengembangan Bahasa Arab di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa bahasa Arab masuk ke Republik Indonesia ini pada abad ke-7, bersamaan melalui penyebaran agama Islam, artinya sudah 14 abad lamanya,” ujar Dubes Al-Amudi.
Dia mengatakan, bahasa Arab merupakan bahasa pemersatu berbagai suku bangsa pada masa jahiliyyah hingga saat ini. Bahkan bahasa Arab juga sudah menjadi bahasa internasional, yang dipakai sebagai bahasa komunikasi di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
“Bahasa Arab bukanlah milik bangsa Arab atau umat Islam saja, tapi milik seluruh umat. Hal ini dapat dilihat dari penggunaanya dalam shalat dan komunikasi antar bangsa. Orientasi belajar bahasa Arab itu banyak tinggal memilih di mana bidang dan kemampuan yang dimiliki,” ujarnya.
Baca Juga: Demonstrasi di Seluruh Dunia Tuntut Hentikan Perang di Gaza dan Lebanon
Dubes Saudi juga mengatakan dalam pelestarian dan memasyarakatkan bahasa Arab di Indonesia, pihaknya akan terus memperbesar peluang kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi untuk pengembangan pengajaran dan pengetahuan Bahasa Arab sebagai bahasa internasional. Tujuan lainnya adalah memajukan nilai-nilai Islam dan ilmu pengetahuan melalui Bahasa Arab.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Al-Amudi juga memberikan apresiasi atas kontribusi dan dukungan bagi para wartawan yang ingin belajar dan mendalami bahasa Arab.
Pada kegiatan tersebut digelar festival penampilan pidato, pembacaan syair dan puisi serta drama Bahasa Arab yang ditampilkan oleh pengajar dan mahasiswa LIPIA.
Memasyarakatkan Bahasa Arab
Baca Juga: Solidaritas untuk Gaza Dominasi Festival Palestina di London
Salah satu fasilitas yang dibangun oleh pemerintah Arab Saudi dalam memasyarakatkan bahasa Arab ialah institusi pendidikan peran Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA).
menurutnya, LIPIA merupakan salah satu aktor utama dari penerapan strategi soft power Arab Saudi untuk mengenalkan bahasa Arab kepada masyarakat Indonesia.
LPIA di Indonesia telah berdiri sejak 40 tahun yang lalu dengan kurang lebih jumlah alumni telah mencapai 21.000 orang.
“Kami sedang dan telah berusaha untuk terus mengembangkan bahasa arab baik di dalam maupun di luar negeri dengan membangun pusat-pusat pembelajaran bahasa Arab untuk masyarakat non-arab,” jelasnya.
Baca Juga: Dua Paramedis Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Lebanon Selatan
Saat ini, LIPIA yang merupakan cabang Universitas Imam Muhammad bin Su’ud Riyadh itu sudah terbangun di berbagai wilayah seperti Jakarta, Aceh, Medan dan Surabaya. Kedepan akan ada pembukaan cabang LIPIA lagi di kota Padang.
Sementara Mudir Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Islam Arab (LIPIA) Syaikh Dr. Walid Al-Othman menjelaskan betapa pentingnya bahasa Arab dalam pemahaman agama Islam. Bahasa Arab adalah bahasa asli Al-Quran, hadis, dan sebagian besar literatur keagamaan Islam. Memahami bahasa ini adalah kunci untuk memahami ajaran dan hukum Islam dengan lebih mendalam.
“Bahasa Arab merupakan kunci utama untuk mengetahui pengetahuan dan kebudayaan Islam. Tanpa bahasa Arab ilmu pengetahuan dan literatur Arab sulit untuk dipahami,” ujarnya.
Direktur Pusat Pengembangan Bahasa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. M. Abdul Hamid, MA. yang hadir pada kesempatan terseut, mengapresiasi Perayaan Hari bahasa Arab Sedunia yang digelar Kedubes Saudi ini.
Baca Juga: Presiden Prabowo Sampaikan Komitmen Indonesia pada Sesi Dialog APEC di Peru
“Dalam konteks keindonesiaan, mendalami bahasa Arab ini sangat tepat mengingat penduduk Muslim terbesar di dunia itu kan ada di Indonesia sehingga bahasa Arab banyak diajarkan mulai TK, pondok pesantren, MI, MTS, MA dan hampir seluruh perguruan tinggi Islam itu juga diajarkan,” ujarnya.
Sebagai salah satu bahasa dengan jumlah penutur terbanyak keempat secara global, bahasa Arab terus memperlihatkan perkembangannya dengan sangat pesat dalam dekade terakhir. Mengutip data Organisasi Islam untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (ISESCO) 2023, penutur bahasa Arab saat ini mencapai 467 juta orang di sejumlah negara termasuk Indonesia.
Bahasa Arab merupakan bahasa resmi dari lebih dari 20 negara yang sebagian besar pembicara Arab terkonsentrasi di Timur Tengah. (L/R1/RS2)
Baca Juga: Unit Keamanan Belanda Terganggu dengan Intervensi Israel pada Politik Nasional
Mi’raj News Agency (MINA)