Ramallah, 5 Shafar 1435/8 Desember 2013 (MINA) – Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyatakan, kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina ditengah perundingan dapat merusak proses perdamaian.
Pada Ahad (8/12) Seorang anak Palestina, Wajih Wajdi Al–Ramahy (15) meninggal karena tertembak di Ramallah, Tepi Barat. Petugas rumah sakit Ramallah Hospital mengatakan, pasukan penjajah Israel yang menjaga permukiman ilegal Yahudi menembaknya pada Sabtu (7/12).
Sementara itu, juru bicara militer Israel mengatakan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, siapa pelaku penembakan itu, Al-Jazeera melaporkan seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Al–Ramahy adalah warga Kamp Pengungsian Jalazoun dekat Ramallah, Ayah Al–Ramahy mengatakan, anaknya baru saja meninggalkan toko saat ia ditembak dari permukiman ilegal Yahudi berjarak sekitar 300 meter dari tempat anaknya berjalan.
Di sisi lain , Menteri Ekonomi Israel, Naftali Bennett mengatakan, Israel harus berkuasa penuh dan memegang kendali keamanan di wilayah Tepi Barat karena sudah banyak pemukim ilegal Yahudi yang tinggal di sana.
Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon mengatakan, proses perdamaian Israel–Palestina hanyalah kemuflase semata karena Hamas akan selalu menjadi ancaman nyata bagi Israel.
Sementara Raja Abdullah II dari Yordania mengatakan, tindakan sepihak Israel dan pelanggaran yang berulang terhadap tempat suci umat Muslim di Kota Al-Quds (Yerusalem) merusak peluang perdamaian. Dia mengeluarkan pernyataan tersebut dalam satu pertemuan bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Raja Abdullah juga mengatakan, Yordania akan melanjutkan upayanya guna membantu berlanjutnya pembicaraan perdamaian. Dia menambahkan, satu-satunya cara untuk mewujudkan perdamaian dan kestabilan di Timur Tengah ialah melalui berdirinya Negara Palestina Merdeka yang layak sejalan dengan perbatasan 1967.
Sementara itu, Kerry memuji upaya Yordania dalam membantu menghidupkan kembali pembicaraan dan mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
Dunia Muslim harus tetap memberikan dukungannya kepada Palestina, dan harus mengutuk tindakan penindasan Zionis Israel dan para pendukungnya atas warga Palestina, khususnya di Al-Quds dan sekitarnya.
Para juru runding Palestina sempat menyatakan mundur akibat kurangnya kemajuan dalam perundingan Israel-Palestina. Abbas mengatakan, apa pun hasilnnya nanti, perundingan damai harus ditangguhkan.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Dalam wawancaranya, juru runding utama Palestina Saeb Erekat menolak merinci laporan mengenai pengunduran dirinya, tetapi mengatakan perundingan dengan Israel tidak bergerak sama sekali.
Baru-baru ini, Kementerian Perumahan Israel mengumumkan, rencana pembangunan sekitar 20 ribu rumah baru di wilayah yang disengketakan antara Al-Quds dan Tepi Barat. Tetapi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian membatalkan keputusan itu karena akan merugikan upaya Israel agar negara-negara kuat dunia terus menerapkan sanksi-sanksi ketat atas Iran terkait program nuklir negara itu yang kontroversial.
Berlanjutnya pembangunan permukiman ilegal Yahudi yang didirikan penjajah Israel adalah salah satu isu utama yang dipertentangkan ketika dibukanya lagi perundingan damai dengan Palestina. Ketegangan antara Israel dan Palestina kembali meningkat setelah penembakan seorang remaja Israel di Tepi Barat. (T/P04/P02).
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)