KEKUASAAN DAN FUNDAMENTALIS HINDU DI INDIA

stop diskriminasi india asia society
Aksi protes diskrimiasi terhadap (Foto: Asia Society)

New Delhi, 25 Dzulhijjah 1435/9 Oktober 2015 (MINA) – People & Power, yaitu program dokumenter investigasi mingguan Aljazeera, menyelidiki gerakan Hindu India dan pengaruh mereka pada pemerintah negara itu. Program itu melihat dan mengupas soal penggunaan dan penyalahgunaan kekuasaan.

Sejak Narendra Modi, seorang nasionalis Hindu dan pemimpin partai sayap kanan Partai Rakyat India (Bharatiya Janata Party/BJP), menjadi perdana menteri India pada Mei 2014, kelompok nasionalis Hindu radikal telah meneror agama minoritas di seluruh negeri.

Menurut lembaga hak asasi Kristen terkemuka, seperti dilaporkan Aljazeera, Kamis (8/10), setidaknya 600 serangan terjadi antara periode pemilihan Modi dan Agustus tahun ini. Dari jumlah itu, sebanyak 149 menargetkan orang Kristen, sisanya (451 serangan) menyasar komunitas Muslim.

Serangan-serangan tersebut diatur oleh kelompok-kelompok radikal yang berafiliasi dengan kalangan nasionalis Hindu dan kelompok penekan politik, yaitu Rashtriya Swayamsevak Sangh atau RSS.

Perdana Menteri Modi dikenal sebagai anggota RSS, dan dukungan dari anggota kelompok itu berpengaruh sangat penting dalam membantu BJP memenangkan pemilu 2014.

Sejak Modi meraih kekuasaan dan menguatkan posisi BJP, pendukungnya yang nasionalis paling ekstrem telah secara rutin turun ke jalan-jalan, menggunakan kekerasan, dan intimidasi untuk menuntut klaim mereka menjadikan India murni untuk Hindu.

“Muslim telah dipaksa untuk beralih ke agama Hindu, rumah dibakar, dan orang-orang bahkan dibunuh karena diduga mengkonsumsi daging sapi,” ungkap Aljazeera dalam laporannya. Sapi memiliki status khusus dalam kepercayaan Hindu.

Upaya kalangan nasionalis Hindu mencengramkan pengaruh lebih dalam di India juga dilakukan lewat dunia pendidikan. Mereka telah menulis ulang buku-buku pelajaran sekolah di beberapa negara bagian dan membawahkan kamp-kamp pelatihan untuk remaja laki-laki dan perempuan dalam upaya menanamkan faham dan kepentingan mereka kepada anak-anak.

Tim People & Power meminta pembuat film India dan wartawan, Mandakini Gahlot, seorang penganut Hindu, untuk mencari mereka yang menginginkan sebuah negara Hindu murni dan mencari tahu apa artinya kebangkitan mereka untuk masa depan demokrasi sekuler di negara paling padat penduduknya di dunia itu.

Dalam kesaksiannya, Gahlot menceritakan, “Pada 28 September, hanya beberapa hari setelah kami selesai syuting film dokumenter ini, seorang pria Muslim 52 tahun, Mohammaded Akhlaq, digantung oleh massa Hindu atas dugaan menyembelih sapi dan memakan daging sapi.”

Anaknya, 22 tahun mengalami luka parah dalam serangan itu. Dia dipukul di kepala dengan mesin jahit dan kini terbujur di rumah sakit untuk pemulihan dari dua prosedur operasi otak besar.

Sementara itu, di jalan, massa nasional Hindu juga bergerak tak kalah keras. Di seluruh negeri, mereka merespons setiap masalah dengan cara mereka sendiri selama setahun terakhir. Ajju Chouhan, pemimpin kelompok radikal Bajrang Dal yang menganggap dirinya kaki tentara dalam gerakan nasionalis Hindu, setuju untuk membiarkan Tim People & Power memfilmkan para pengikutnya saat melakukan patroli.

Tim bergabung dengan grup tersebut saat mereka menyusuri jalan-jalan kota memeriksa setiap kendaraan dan mencari siapapun yang mengangkut sapi untuk disembelih.

Dengan sedikit terbuka Chouhan mengatakan siapapun yang tertangkap membawa sapi mungkin tidak akan dibunuh, tetapi mereka pasti akan dipukuli.

Apa yang tampaknya mendorong Chouhan dan orang lain seperti dia bertindak seperti itu adalah soal keyakinan dan pe mikiran bahwa Hindu telah digulingkan dan tergantikan di tanah air mereka.

“Waktunya telah tiba bagi kita untuk mengambil kembali hak kita, untuk mengklaim Hindustan bagi umat Hindu,” ujarnya kepada tim Aljazeera.

Pada faktanya, angka tentang komposisi keagamaan menunjukkan kisah yang sangat berbeda dengan yang diklaim dan ditakutkan Chouhan tentang eksistensi Hindu. Sejauh ini proporsi Hindu masih menjadi pihak mayoritas di India, yakni 79,8% dari total populasi. Kelompok agama terbesar kedua di negara ini adalah Muslim (14,28%). (T/P022/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0