Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MAHASISWA MALAYSIA KUNJUNGI STAI AL-FATAH BOGOR

Admin - Selasa, 24 Desember 2013 - 15:29 WIB

Selasa, 24 Desember 2013 - 15:29 WIB

322 Views ㅤ

Bogor, 21 Shafar 1435/24 Desember 2013 (MINA) – Peran Pemuda untuk meneruskan perjuangan Islam dengan kekuatan ilmu yang dimilikinya, jika pemuda itu sudah memiliki banyak ilmu dan semangat maka pemuda bisa melanjutkan perjuangan Islam.

Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Unisza (Universitas Sultan Zainal Abidin) Trengganu Malaysia, Wan Ismail bin Wan Abdullah, dalam acara Kunjungan Studi Mahasiswa dan Dosen Unisza Malaysia ke Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Selasa (24/12) malam.

“Bagaimana kita mau berjuang melanjutkan perjuangan Islam tapi ilmu yang kita miliki masih kurang, maka penting bagi para pemuda khususnya untuk mencari ilmu setinggi-tingginya dan sebanyak-banyaknya,” tambahnya.

Dia menghimbau agar para pemuda bisa meneruskan perjuangan dengan menuntut ilmu dan jangan menyerah ketika menemui halangan dan cobaan yang datang.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

“Sebab setiap perjuangan pasti akan ada halangan dan cobaannya,” ujarnya.

Dia mengatakan, saat ini perkembangan pendidikan Islam di Malaysia semakin meningkat sehingga terbentuknya pembinaan pendidikan Islam sehingga anak-anak berlomba masuk ke sekolah agama yang mengajarkan pendidikan Islam.

Dia mengharapkan adanya hubungan kerja sama negara Indonesia dengan Malaysia dalam pertukaran pelajar. 

“Semoga tahap ini bisa menjadi awal mula bangkitnya kekuatan Islam, sehingga Islam bisa menguasai seluruh dunia terutama dengan ilmu,” tambahnya.

Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

Pada kesempatan yang sama, Wakil Pimpinan STAI Al-Fatah, Wahyudi KS., dalam sambutannya mengatakan, Indonesia dan Malaysia adalah satu dan Islam tidak bisa dipisahkan dengan perbedaan suku bangsa maupun budaya. “Kita adalah bersaudara,” ungkapnya.

Kunjungan 47 mahasiswa Unisza ke STAI Al-Fatah Bogor Indonesia itu diharapkan bisa menjalin kerja sama sehingga kelak bisa menghasilkan generasi penerus yang berperan untuk membangun dunia sesuai dengan tuntunan Allah dan RasulNya.(L/P010/P04/P02).

 

MINA (Mi’raj News Agency)

Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina

Rekomendasi untuk Anda