Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelapa Jadi Denyut Kehidupan, Indragiri Hilir Berjuluk “Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia”

Rana Setiawan - Rabu, 1 Februari 2023 - 08:08 WIB

Rabu, 1 Februari 2023 - 08:08 WIB

5 Views

Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, adalah negeri “nyiur melambai”. Julukan ini diberikan karena sejauh mata memandang wilayah ini banyak ditumbuhi pohon kelapa.

Dalam keterangan pers PWI Pusat yang diterima MINA, Rabu (1/2), Bupati Indragiri Hilir H.M. Wardan  menyampaikan, lebih dari 60 persen wilayah darat kabupaten ini adalah kebun kelapa. “Tak aneh jika  Kabupaten Indragiri Hilir dijuluki ‘Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia’,” ujarnya.

Luasnya kebun kelapa rakyat di Inhil bagi Wardan adalah anugerah yang memberinya motivasi kuat untuk  terus berupaya agar potensi tersebut dimanfaatkan dengan maksimal. Bahkan ia merasa bangga Inhil terkenal dengan kelapanya.

Salah satu gebrakan Wardan adalah menyelenggarakan Festival Kelapa Internasional (FKI) di Indragiri Hilir pada 2017 lalu. Kabupaten ini  mendapat kepercayaan sebagai daerah pertama yang menjadi penyelenggaraan FKI.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Festival ini dihadiri para delegasi dari Malaysia, Belanda, Singapura, Thailand, India, Sri Langka, Tiongkok, dan sejumlah pemerintah daerah penghasil kelapa di Indonesia.

“Kendati FKI telah berakhir tapi kerja belum selesai, berbagai inovasi, regulasi dan kebijakan terus digencarkan  demi berkembangnya budidaya tanaman kelapa dan  peningkatan kesejahteraan petani,” ujar Bupati Wardan saat memberikan presentasi di depan Tim Juri Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023 di Kantor PWI, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Selain itu, demi kelapa Bupati Wardan  pun kerap melakukan ekspose baik di tingkat nasional ataupun kepada tamu dari negara luar terkait potensi kelapa di Indragiri Hilir.

Ia memang mempunyai impian besar tentang  kelapa. Ia berencana membangun museum kelapa, mendirikan politeknik perkebunan kelapa, gerakan satu rumah satu produk kelapa, dan agrowista kelapa. Muaranya untuk kesejahteraan masyarakat Inhil  dengan tagline “Kelapa Menjulang  Masyarakat Gemilang”.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Sejarah Panjang

Sejarah kelapa di Indragiri Hilir ternyata panjang. Kelapa sudah mulai dikenal sejak zaman Hindia Belanda. Kabupaten ini  dikenal sebagai penghasil kelapa terkemuka, bahkan sampai saat ini.

Pada tahun 1918, Mufti Indragiri Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq bersama keluarga dan muridnya membuat parit-parit untuk mengatur sirkulasi air pasang dan surut air laut. Kita mengenalnya sekarang  sebagai sistem kanalisasi.

Parit atau kanal berfungsi menyuplai kebutuhan air bagi tanaman kelapa agar tidak kekurangan air saat kemarau dan tidak terendam saat air pasang atau hujan. Kanal juga digunakan sebagai sarana pengangkut kelapa.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Sejak saat itu, sistem kanalisasi secara turun temurun dilakukan oleh masyarakat. Hasil produksi di perkebunan kelapa pun mulai meningkat.

Sampai saat ini, bagi masyarakat Indragiri Hilir kelapa tak hanya sebagai primadona sumber ekonomi masyarakat, tapi lebih dari itu. Kelapa menjadi identitas dan jati diri Kabupaten Indragiri Hilir hingga dijuluki “Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia”.

Kelapa adalah denyut kehidupan penduduk Indragiri Hilir. Jika ada masalah dengan kelapa, mereka langsung risau. Mereka memang hidup dari dan bergantung pada kelapa.

“Pernah datang sekitar 50 orang petani kelapa menemui saya. Mereka datang sambil menangis. Mereka katakan, tak bisa lagi menyekolahkan anak. Tak bisa lagi berusaha karena kebun kelapa mereka rusak akibat hama kumbang. Saya sedih sekali mendengar cerita ini,” ujar  Wardan.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

“Semua akan saya lakukan agar petani kelapa di Indragiri Hilir sejahtera, karena saya dulunya adalah anak petani yang kini jadi bupati,” ucapnya berjanji. Dan itu ia laksanakan serta wujudkan dalam sejumlah peraturan daerah yang dapat menjamin kedaulatan kelapa.

Misalnya,  Keputusan Bupati Indragiri Hilir tahun 2019 tentang penetapan pakaian Melayu dan tanjak dari kelapa pada tiap Jumat bagi ASN di lingkungan Pemkab Indragiri Hilir.

Bila kehidupan penduduk Kabupaten Indragiri Hilir sangat bergantung pada pohon kelapa, memang wajar. Pohon kelapa disebut-sebut sebagai “pohon kehidupan”.

Dikatakan demikian, karena dari akar sampai pucuk daun pohon kelapa semuanya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Daun kelapa, misalnya, dapat dimanfaatkan untuk atap rumah, bahan kulit ketupat, janur, dan sapu lidi.

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Dari buahnya, masyarakat mendapatkan air kelapa yang sangat bermanfaat sebagai pengganti ion tubuh. Daging buahnya selain untuk es kelapa muda, buah yang tua dapat dijadikan minyak kelapa yang manfaatnya banyak.

“Produksi dari buah kelapa ini banyak. Selain santan juga ada VCO, coco fiber, nata de coco, Kara, Dydor Coco, carbon, briket, dan gula,” jelas Bupati Wardan yang bangga dipanggil  sebagai “bupati kelapa”.

Tempurung kelapa selain untuk arang, juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kerajinan. Sedangkan serabutnya dapat dimanfaatkan untuk cocofit dan coco fiber.

Batang kelapa bisa dijadikan bahan bangunan. Mutunya bagus.  Batang kelapa juga dapat digunakan untuk perabot rumah tangga dan kerajinan. Akarnya ternyata berkhasiat sebagai obat dan juga untuk kerajinan dan pewarna makanan.

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Seni Budaya Berbasis Kelapa

Bupati Wardan juga mendorong lahirnya seni budaya yang berbasis kelapa. Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu contohnya adalah terbitnya Keputusan Bupati Indragiri Hilir tahun 2019 tentang penetapan  pakaian Melayu dan tanjak dari kelapa pada tiap Jumat bagi ASN di lingkungan Pemkab Indragiri Hilir. Tanjak adalah ikat kepala adat Melayu yang berbentuk runcing ke atas.

Kelapa telah pula memberi inspirasi  seni  kepada penduduk Indragiri Hilir.

Sebut saja adanya tanjak kepala khas kabupaten itu. Lalu ada kegiatan budaya seperti tarian kelapa, prosesi tepung tawar, dan pembuatan batik tulis motif kelapa khas Indragiri Hilir.

Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital

Selain digelarnya Festival Kelapa Indonesia (FKI), event lain yang berkaitan dengan kelapa dari Inhil yang telah mendunia adalah terciptanya dua rekor MURI, yaitu sajian 500 jenis makanan berbahan kelapa dan rekor MURI meminum serentak 10.000 butir kelapa muda.

Maka, tak berlebihan bila komponis Ismail Marzuki memuji Indonesia sebagai negeri nyiur melambai dalam lagunya “Rayuan Pulau Kelapa” sebagai bukti tanah yang makmur. Terbukti pula di bawah kepemimpinan Bupati H.M. Wardan nama Kabupaten Indragiri Hilir telah mendunia karena kelapa. (AK/R1/RS2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!

Rekomendasi untuk Anda