Gaza, MINA – Meski sejumlah truk bantuan kemanusiaan mulai diizinkan memasuki Jalur Gaza, kelaparan akut masih terus melanda wilayah tersebut.
Bayi dan anak-anak terus menjadi korban, dengan total 147 warga Palestina dilaporkan meninggal dunia akibat kekurangan gizi, termasuk 88 anak-anak.
Pada Senin (28/7), Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan, seorang bayi bernama Mohammed Ibrahim Adas syahid di Rumah Sakit Al-Shifa karena malnutrisi parah dan tidak tersedianya susu formula.
Kematian tragis ini menambah panjang daftar korban jiwa akibat blokade ketat yang diberlakukan Zionis Israel selama lebih dari dua bulan.
Baca Juga: Pemukim Ilegal Israel Kembali Serbu Masjid Al-Aqsa
Meski Zionis Israel mengizinkan masuknya bantuan dalam jumlah terbatas, Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan situasi di lapangan masih sangat kritis. Dalam 24 jam terakhir saja, 14 warga Palestina, termasuk anak-anak, meninggal dunia karena kelaparan dan kekurangan gizi. Mengutip Al Jazeera.
Kantor Media Pemerintah Gaza memperingatkan bahwa lebih dari 40.000 bayi di bawah usia satu tahun menghadapi risiko kematian secara perlahan akibat kelangkaan susu formula.
“Penjajah Zionis Israel telah memblokir masuknya susu formula bayi selama 150 hari berturut-turut. Kami menuntut pembukaan penuh dan tanpa syarat seluruh penyeberangan serta akses cepat bagi bantuan kemanusiaan,” tegas pernyataan kantor tersebut.
Warga Serbu Truk Bantuan, Tapi Gudang Masih Kosong
Baca Juga: Pejabat HAM PBB: Negara yang Tidak Menekan Israel ‘Mungkin Terlibat’ Genosida di Gaza
Menurut laporan Al-Jazeera, sebanyak 73 truk bantuan berhasil memasuki Gaza melalui jalur Karem Abu Salem dan Zakim di utara Gaza. Truk-truk tersebut membawa bahan makanan seperti tepung, paket makanan, serta pasokan medis dan obat-obatan. Namun, tidak satu pun dari truk-truk ini berhasil mencapai gudang distribusi bantuan.
Kondisi memaksa warga yang kelaparan untuk menyerbu langsung truk bantuan yang baru masuk.
“Kami tidak bisa menunggu bantuan didistribusikan. Anak-anak kami telah kelaparan selama berhari-hari,” ungkap salah seorang warga Gaza yang mengantri di jalur distribusi.
PBB: “Ini Baru Setetes Air di Padang Pasir”
Baca Juga: Obama: Kelaparan Gaza yang Diciptakan Israel Tidak Beralasan
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Tom Fletcher, menyatakan bahwa langkah Zionis Israel membuka sebagian akses bantuan adalah kemajuan, namun masih sangat tidak memadai.
“Kami menyambut baik langkah ini, tapi jelas bantuan ini belum cukup. Ini seperti setetes air di padang pasir,” kata Fletcher kepada Al-Jazeera.
Ia menegaskan, krisis kemanusiaan di Gaza sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
“Kami dimobilisasi untuk memberi bantuan sebanyak mungkin, namun yang dibutuhkan Gaza jauh lebih besar dari yang mampu kami kirimkan saat ini,” kata dia.
Baca Juga: WFP: Gencatan Senjata Satu-satunya Cara untuk Pastikan Bantuan Sampai Gaza
Sementara itu, laporan dari UNRWA menyebutkan bahwa tingkat kekurangan gizi pada anak-anak di bawah usia lima tahun di Gaza meningkat dua kali lipat antara Maret hingga Juni sebagai akibat dari blokade Zionis Israel yang terus berlangsung.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas: Negosiasi dengan Israel Sia-Sia jika Kelaparan dan Genosida Tetap Berlanjut