Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelaparan Mencekam di Gaza: Ibu dan Anak Cari Makan di Tumpukan Sampah

Zaenal Muttaqin Editor : Rudi Hendrik - 13 detik yang lalu

13 detik yang lalu

0 Views

Kondisi di kamp pengungsian di Jalur Gaza (Foto: File/Quds Press)

Jenewa, MINA – Kepala Kantor Hak Asasi Manusia PBB di Wilayah Pendudukan Palestina, Ajith Songai, dengan suara yang bergetar penuh keprihatinan, menggambarkan kenyataan pahit di Jalur Gaza pada Jumat (29/11).

Ia mengungkapkan, ada sekelompok besar perempuan dan anak-anak terpaksa mencari sisa makanan di antara tumpukan sampah, pemandangan yang menjadi simbol keputusasaan di tengah salah satu krisis kemanusiaan terburuk dunia.

“Saya sangat prihatin dengan meluasnya kelaparan. Bahkan di wilayah tengah Gaza, di mana organisasi kemanusiaan telah mengerahkan tim mereka, perjuangan untuk bertahan hidup tetap mengerikan,” ungkap Songai.

Ia menambahkan, mendapatkan kebutuhan dasar, kini menjadi pertarungan harian yang melelahkan dan menyakitkan, sepeti dikutip dari media Quds Press.

Baca Juga: Aktivis Israel Gelar Protes Tuntut Diakhirinya Genosida di Gaza

Yang lebih memprihatinkan, Songai menyoroti kendala besar yang dihadapi PBB dalam mengirimkan bantuan ke wilayah Gaza utara.

“Upaya kami terhenti akibat hambatan dan penolakan berulang dari pihak Israel untuk mengizinkan konvoi kemanusiaan melintas,” katanya.

Ia menegaskan, sangat mendesak bagi Israel untuk membuka akses bagi bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ini.

Namun, harapan tampak semakin memudar. Krisis yang melanda Jalur Gaza terus diperburuk oleh agresi tentara pendudukan Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat dan Eropa.

Baca Juga: Pemimpin Oposisi Israel Desak Gencatan Senjata di Gaza

Serangan udara Israel dalam dua tahun terakhir telah meluluhlantakkan rumah sakit, gedung-gedung, dan hunian warga sipil, menghancurkan kehidupan mereka tanpa ampun.

Di atas reruntuhan, teriakan orang-orang yang kehilangan keluarga mereka menggema, menciptakan luka yang sulit terobati.

Dampaknya sangat memilukan. Sekitar 149.000 warga Palestina gugur atau terluka, termasuk banyak anak-anak dan perempuan. Lebih dari 10.000 orang masih hilang, sementara ribuan lainnya hidup di ambang kelaparan.

Anak-anak kecil, yang seharusnya bermain dan belajar, justru kehilangan masa depan mereka, terjerembab dalam kehancuran dan penderitaan.

Baca Juga: 50.000 Jamaah Palestina Shalat Jumat di Masjidil Aqsa

Kelaparan kini menjadi pembunuh diam-diam di Gaza, menelan puluhan korban jiwa setiap hari, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua.

Dunia menyaksikan, namun langkah nyata untuk menghentikan penderitaan ini masih jauh dari harapan.

Dalam kepedihan dan keputusasaan, Songai menyerukan kepada dunia untuk bertindak.

“Krisis ini bukan hanya soal angka. Ini adalah tentang manusia, tentang nyawa yang hilang setiap detiknya. Kita harus bersama-sama memastikan bantuan segera sampai kepada mereka yang membutuhkan,” katanya penuh harap.

Baca Juga: Banjir Jadi Tamu Tengah Malam di Kamp Pengungsi Gaza

Gaza, dengan segala lukanya, kini menunggu keajaiban kecil dari dunia – sebuah langkah nyata untuk mengakhiri penderitaan panjang mereka. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: UNICEF: 2.500 Anak Gaza Harus Dievakuasi untuk Perawatan Medis di Luar Negeri

Rekomendasi untuk Anda

MINA Sport
Tausiyah
Indonesia
Kolom