Washington, MINA – Kelompok advokasi Muslim-Amerika Serikat mengecam serangan pasukan Israel ke jamaah di Masjid Al-Aqsha di Al-Quds (Yerusalem) pekan lalu.
Menurut Otoritas Wakaf Keagamaan Yerusalem, sekitar 16 warga Palestina terluka dalam bentrokan, setelah polisi Israel menutup kompleks itu pada Selasa (19/3) lalu.
Polisi mengklaim penutupan itu dengan alasan keamanan setelah adanya serangan pembakaran kantor polisi Israel di area tersebut. Sebagaimana Anadolu melaporkan.
Tiga korban luka adalah warga AS, Safa Hawash, saudara perempuannya, Nour, dan ibu mereka, Germeen Abdelkareem. “Kebrutalan yang dialami Germeen, Safa, dan Noor telah melukai perasaan seluruh Muslim AS,” ujar Nihad Awad, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR).
Baca Juga: Israel Kembali Gempur Gaza, Berdalih Hancurkan Jaringan Terowongan
“Sementara itu, tentara Israel merasa difasilitasi dan dilindungi oleh pemerintah AS,” katanya.
Sebuah video yang beredar luas di Twitter menunjukkan seorang petugas polisi tengah memborgol paksa Noor, meskipun Noor dan Hawash bersikeras ingin menunjukkan paspor mereka.
Namun, polisi itu membuang paspor mereka dan mengatakan: “Saya tak peduli dengan identitas kalian”.
Menurut Hawash, ibu mereka juga mengalami tindak kekerasan polisi. “Insiden ini hanyalah fragmen dari penderitaan yang sehari-harinya dialami orang-orang Palestina,” tuturnya.
Baca Juga: Serangan Pemukim Yahudi Israel Putus Pasokan Air Penting Warga Palestina
“Insiden itu menjadi sebuah pengingat bahwa orang Israel sama sekali tak menghormati Amerika Serikat maupun warganya,” tegas Osama Abuirshaid, Direktur Kebijakan Nasional Muslim Amerika untuk Palestina.
Sejak Februari lalu, ketegangan meningkat di Yerusalem, ketika polisi menutup gerbang al-Rahma di kompleks Al-Aqsha, yang kemudian memicu aksi protes warga Palestina.
Dalam perkembangan selanjutnya, otoritas Israel bahkan melarang sejumlah warga Palestina, termasuk pemuka agamanya memasuki Al-Aqsha, yang dianggap sebagai situs paling suci ketiga di dunia oleh umat Muslim.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsha berada, selama Perang Arab-Israel 1967, sebelum akhirnya menganeksasi seluruh wilayah kota pada 1980. (T/R03/RS2)
Baca Juga: Hujan dan Banjir Pengaruhi Lebih dari 13.000 Keluarga di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic